RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengungkapkan, dari 179 pahlawan nasional yang telah dikukuhkan dalam Keputusan Presiden (Kepres), baru ada sekitar 40 yang diterbitkan dalam bentuk perangko. Pada tahun 1960-an, ada sejumlah pahlawan nasional yang telah diterbitkan dalam bentuk perangko, tetapi belakangan jumlahnya semakin sedikit.
“Perangko ini sebagai tanda pengingat dan juga sebagai sebuah tanda peringatan," kata Fadli Zon saat membuka Pameran Filateli dalam rangka Hari Pahlawan di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (06/11/2018).
Menurut Fadli, perangko di era globalisasi ini masih relevan. "Meskipun kita berada di era globalisasi, ternyata keberadaan perangko masih relevan. Justru ketika dunia semakin digital, sesuatu yang bersifat material itu menjadi semakin berharga,” ujar Fadli.
Ketika semua aspek menjadi digital, ulas putra Minang itu, maka yang material itu menjadi sesuatu yang langka. Perangko merupakan benda yang langka dan bahkan selalu dicari.
Dia mengisahkan beberapa waktu lalu saat dirinya menghadiri sebuah konferensi di Turki. Ternyata, salah satu souvenir yang dibagikan kepada para Pimpinan Parlemen yang hadir adalah perangko.
“Mereka masih menggunakan perangko dan benda-benda filateli sebagai souvenir. Saya kira hal ini menjadi sesuatu hal yang masih relevan. Saat menggelar acara World Parliamentary Forum di Bali beberapa waktu yang lalu, BKSAP DPR RI juga menjadikan perangko prisma sebagai souvenirnya,” jelas Fadli.
Dalam dunia filateli periode waktu antara tahun 1945 hingga 1949 dikenal sebagai era Perang Mempertahankan Kemerdekaan (PMK). Perangko atau benda filateli yang terbit pada era tahun 1945 – 1949 adalah benda-benda filateli yang masuk kategori PMK.
“Di usia negara Indonesia yang ke 73 tahun, untuk menghormati dan menghargai jasa para pahlawan bangsa yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah, DPR RI menyelenggarakan acara Pameran Filateli dalam Rangka Hari pahlawan,” tutur legislator dapil Jawa Barat itu.
Sedangkan Wakil Ketua dari Demokrat DPR Agus Hermanto mengatakan bahwa perangko menjadi penanda sebuah peristiwa dan juga sebagai penunjuk identitas nasional.
“Pameran Perangko memiliki nilai manfaat untuk menanamkan kesadaran nasional serta sebagai alat sosialisasi pemersatu bangsa dalam wadah Bhineka Tunggal Ika,” kata Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto.
Diselenggarakannya Pameran Filateli merupakan salah satu bentuk apresiasi yang nyata dari DPR RI sebagai lembaga legislatif untuk mengenang dan memperingati perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.
“Tujuan memperingati Hari Pahlawan dengan menggelar Pameran Filateli ini diharapkan dapat membangun kesadaran berbangsa dan bernegara, sehingga dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan dengan tetap menjaga keberagaman yang merupakan anugerah dari Allah kepada Bangsa Indonesia,” terang Agus.
Sementara itu Sekjen DPR Indra Iskandar menyatakan, penyelenggaraan Pameran Filateli yang digelar oleh DPR RI dalam rangka memperingati Hari Pahlawan merupakan momentum yang baik untuk mensosialisasikan filateli kepada generasi muda, agar senantiasa mengingatkan mereka kepada sejarah bangsa melalui Filateli.
“Saya kira materi dari pameran filateli ini jelas sekali, bahwa filateli menjadi suatu lintasan sejarah bangsa kita. Ini salah satu upaya kita mensosialisasikan kepada generasi muda untuk mengingatkan mereka bahwa sejarah bangsa itu penting untuk selalu diingat,” kata Indra.
Indra juga berpendapat bahwa filateli menjadi suatu lintasan sejarah penting yang dapat membuat kita mengenang masa lalu, dimana pada masa sejarah bangsa kita dulu, semuanya hanya dapat di dokumentasikan dalam bentuk filateli, sehingga filateli memilki masanya tersendiri.
Menurut Indra, bangsa modern seperti Amerika masih menjadikan filateli sebagai salah satu budaya. Oleh karenanya dirinya mendorong generasi muda untuk membiasakan diri mendokumentasikan segala sesuatu melalui filateli. "Meskipun dunia sudah digital, namun hal yang berkaitan dengan filateli akan menjadi sangat istimewa karena kelangkaannya," ujarnya.
Reporter: Syafril Amir