RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade, menyayangkan sikap Arab Saudi yang mengeksekusi mati TKI Tuti Tursilawati tanpa notifikasi. Menurutnya sikap Saudi itu dikarenakan lemahnya kemampuan lobi politik Indonesia.
"Patut kami sayangkan karena saya baca beritanya, 19 Oktober almarhumah sempat komunikasi video call dengan keluarga dan tanggal 27 Oktober KJRI sempat bertemu, berkomunikasi dengan almarhumah dan tidak ada info apa-apa," kata Andre Rosiade seperti dilansir detikcom, Rabu (31/10/2018).
Andre setuju bila Indonesia tak bisa mengintervensi proses hukum terhadap Tuti. Namun dia menyebut semestinya Saudi semestinya mengabari jadwal ekeskusi sebagai wujud etika persahabatan.
"Tiba-tiba secara sepihak dieksekusi dan tidak ada notifikasi ke Indonesia. Kita memang tidak bisa mengintervensi proses hukum di Saudi, tapi sebagai negara sahabat kan ada etika persahabatan, minimal kita dinotif yang bersangkutan mau dihukum mati," ujar Andre.
"Bukan eksekusi dulu baru kita dipanggil mensalatkan. itu kami sayangkan ternyata politik luar negeri kita, lobi politik luar negeri kita di bawah Bu Retno masih lemah ternyata," sambung Andre.
Dia menuturkan citra Indonesia yang digambarkan pemerintah sebagai ngara yang dihormati tak nampak dalam masalah ini.
"Yang dibangga-banggakan pemerintah soal hubungan kita baik, kita dihormati oleh negara lain, terbukti nggak dinotif sama sekali sama Saudi. Ini menunjukan lemahnya pemerintah kita di mata Saudi," ucap Andre.
"Jadi image Indonesia dihormati negara lain, tapi itukan tidak terbukti, Nggak ada gunanya Pak Jokowi pidato Avenger, Games of Thrones of Throne, ditepuk tanganin," imbuh Andre.
Sebelum divonis dan dieksekusi mati, Tuti diketahui memukulkan sebatang kayu ke majikannya, seorang pria tua bernama Suud Malhaq Al Utibi, di rumah majikannya, yakni di kota Thaif yang berjarak 87 kilometer sebelah timur Kota Mekah, pada 11 Mei 2010. Melihat majikannya terkapar karena pukulannya, Tuti berusaha kabur dari rumah.
Selanjutnya, Tuti bertemu sekelompok pria, sekitar sembilan orang. Awalnya, pria-pria itu menjanjikan bantuan membantu perjalanan Tuti ke Mekah, lepas dari rumah majikannya di Thaif. Namun ternyata Tuti dibawa ke rumah kosong, lalu mengalami pelecehan seksual oleh 9 pria.
Tuti divonis mati gara-gara membunuh majikannya. Ibu Tuti, Iti Sarniti, menceritakan bahwa Tuti bukan membunuh majikannya, namun membela diri.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menghentikan eksekusi mati terhadap TKI Tuti Tursilawati. Bahkan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menyurati Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.