RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Sejumlah warga penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Rejosari Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, melakukan aksi demonstrasi di Kantor Pekerjaan Umum Kota Pekanbaru yang berada di Jalan Parit Indah, Kecamatan Bukit Raya, Senin (22/10/2018). Mereka menuntut hak mereka atas pemutusan listrik di Rusunawa Rejosari.
Pemutusan listrik tersebut sudah terjadi sejak 7 hari lalu. Padahal warga sudah membayar kewajibannya.
Putra, salah seorang perwakilan warga Rusunawa mengaku, mereka sejak pagi sudah mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum Pekanbaru untuk menyampaikan aspirasinya dan meminta pengelola untuk menghidupkan listrik kembali.
"Kami warga Rusunawa merasa dizalimi. Kami selama ini membayar uang angsuran, uang sewa yang diminta oleh pengelola, pihak PU. Pengelola minta Rp80.000 per bulan sama kami. Tapi ternyata lampu kami diputuskan, sudah 7 hari," ucapnya kepada Riaumandiri.co.
Padahal sebelumnya, sejak seminggu yang lalu warga Rusunawa sudah menyampaikan keluhan ke kantor UPTD, namun tidak ada tanggapan. Hal inilah yang membuat warga rusunawa langsung turun ke Kantor Dinas PU Pekanbaru.
"Kami tak mendapatkan fasilitas air dan lampu. Bayangkan kalau tidak ada air, kami punya anak kecil, mereka butuh makan minum. Anak bayi banyak. Kami kelaparan sekarang," ucapnya.
Putra menjelaskan, biasanya dengan uang sebesar Rp 20.000 sudah cukup untuk biaya makan sehari-hari. Namun sejak pemutusan listrik, itu mengungkapkan kesulitan mereka.
"Mau makan harus beli nasi, air juga dibeli," jelasnya.
Dan juga, mereka mengaku sudah 5 hari tidak mandi karena sulit air akibat pemutusan listrik. "Kami tidak mandi. Bagaimana mau mandi bila air tidak ada," ujarnya.
Laporan warga, hingga saat ini masih belum ada tanggapan dari pihak PU, alasannya mereka sedang bernegosiasi.
"Kami tak mau tahu alasan PU tentang utang mereka ke PLN. Kami gak mau tahu. Kami tinggal di sana membayar," tegasnya berulang-ulang.
"Harapan kami supaya listrik ini segera dihidupkan dan beri alasan mengapa listrik ini diputus," ucapnya.
Warga mengungkapkan, selain tidak diberikannya kejelasan pemutusan listrik di rusunawa Rejosari, pihak PU bahkan belum ada yang datang berkunjung untuk memberi bantuan penerangan, minimal seperti lilin dan sebagainya.
"Sementara kami membayar tiap bulan, ke mana uangnya? Kami curiga ada indikasi korupsi di sini. Kami tidak mau, kami ingin pemerintah ini adil terhadap masyarakat-masyarakat bawah," tegas Putra lagi.
"Kami protes kenapa listrik di rusunawa kami mati padahal kami membayar. Tapi mereka tak ada tanggapan. Mereka cuek bebek," tambahnya.
"Permintaan kami cuma satu, hidupkan lampu," tegas Putra diikuti warga rusunawa. (mg1)