RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI (membidangi olahraga) Abdul Fikri Faqih meminta pihak terkait untuk mempercepat relokasi lapangan tembak milik Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) di Senayan.
“Wacana relokasi lapangan tembak di Senayan sudah lama bergulir, adanya kejadian peluru nyasar yang beruntun ini, membuatnya mendesak untuk segera direlokasi,” ujar Fikri di DPR, Rabu (17/10/2018).
Fikri mengatakan, lapangan tembak atau shooting range idealnya berada dalam jarak aman dengan pemukiman, atau aktifitas publik di sekitarnya.
“Apalagi ini lapangan tembak berskala olympic, karena memang jadi tempat latihan atlet menembak,” imbuh politisi PKS ini.
Fikri menambahkan, sebaiknya shooting range berada di lokasi steril dari aktifitas publik atau berada di dalam ruangan (indoor) dengan pengamanan cukup, misalnya anti peluru.
Dikatakan, bukan hanya ada kompleks gedung parlemen di sekitar lokasi lapangan tembak, tetapi juga sekolah, puskesmas, hotel, rumah makan, hingga stasiun Palmerah dan terminal busway yang sangat padat di jam sibuk.
“Di sebelahnya persis itu juga ada SMA Negeri 24 Jakarta. Kegiatan belajar mengajar siswa bisa terganggu oleh aktifitas menembak itu karena mengeluarkan suara yang cukup kencang,” imbuh Fikri.
Fikri menyatakan akan membawa usulan ini dalam Rapat antara Komisi X DPR dengan Kemenpora agar berkoordinasi dengan Perbakin terkait relokasi lapangan tembak Senayan.
Bekas tembakan peluru nyasar kembali ditemukan di gedung DPR, tepatnya di lantai 10, ruang kerja anggota Fraksi Demokrat Vivi Sumanti Jayabaya dan di lantai 20, di ruang kerja anggota Fraksi PAN Totok Daryanto, Rabu (17/10).
Tembakan itu diduga bersamaan waktunya dengan kejadian peluru nyasar pada Senin (15/10), dua hari sebelumnya, yaitu di lantai 13 dan 16. Hanya saja, kejadian di lantai 10 dan 20 baru disadari kemudian karena ruangan sedang kosong pada Senin itu.
“Hari ini ada laporan temuan bekas peluru nyasar di ruang kerja Vivi Sumantri Jayabaya di lantai 10 ruang 1008 serta di ruang kerja Totok Daryanto lantai 20 ruang 2003,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes (pol) Roma Hutajulu kepada wartawan, di Media Center DPR.
Menurut Hutajulu, bekas peluru nyasar yang menembus kaca kemudian dinding tembok ruangan Vivi Sumantri ditemukan kemarin sore dan baru dilaporkan pagi ini ke pihak kepolisian. Sedangkan di ruang kerja Totok Haryanto ditemukan pertama kali oleh stafnya pagi ini saat membuka hordeng kaca.
“Kita sudah melakukan olah TKP dan sudah menemukan proyektil di lantai 10 di ruang ibu Vivi. Peluru diketahui berukuran 9 mm, untuk kepastian akan dilaksanakan uji balistik di laboratorium forensik apakah identik dengan kemarin.sedangkan di lantai 20 ruangan pak Totok masih belum diketemukan,” terang Hutajulu.
Reporter: Syafril Amir