RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mendesak pemerintah agar segera mencairkan dana bantuan bagi korban gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Fahri, berdasarkan perkembangan pemantauan pemulihan dampak gempa NTB hingga saat ini, dana bantuan untuk para korban terdampak bencana tersebut tak kunjung dicairkan.
"Jadi kita tagih omongan pemerintah yang katanya dana siap dan akan dicairkan. tapi sampai saat ini belum direalisasikan," tutur Fahri kepada wartawan di ruang kerjanya, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Rabu, (10/10/2018).
Menurut politisi PKS itu, dalam birokrasi normal pun, pencarian proyek lambat. Apalagi menerapkan birokrasi normal di daerah bencana.
Bahkan, beber Fahri, korban bisa mendapat dana dari pemerintah itupun mesti melawati proses yang sangat rumit. Pertama, proses pembangunan hunian, data korban, verifikasi rumah, SK kepala daerah dan buku rekening.
Setelah itu, lanjut dia, bagi-bagi buku rekening. sosialisasi, pilih minat RTG (Risha, kayu atau konvensional), terus kelompok masyarakat (Pokmas), perencanaan teknis, penyusunan dokumen, pencarian, LPJ, rumah selesai.
"Bayangkan, rakyat itu menunggu uang Rp10 juta harus melalui proses seperti ini. Pemerintah ini bikin orang lebih susah," tandasnya.
Fahri menjelaskan, birokrasi yang berjalan adalah birokrasi normal, bukan birokrasi bencana. Sehingga implementasi 6.986 bantuan stimulan menjadi rumah yang sudah dihuni masih nol. "Tahapan terakhir yang kita pantau baru sebatas penyiapan dokumen," imbuhnya.
Selain itu, alokasi bantuan untuk 79.484 buku rekening lainnya (dari data masuk bank dan belum terisi) belum memiliki kepastian nasib, kapan dananya akan cair ke rekening.
Kemudian untuk alokasi buat 117.979 rumah rusak lainnya (data dari rumah rusak terlapor) atau 99.620 rumah rusak dari data yang terverifikasi, masih belum jelas. Mereka belum memiliki buku rekening, nasibnya pun masih menggantung.
"Orang lagi kena bencana malah bikin rumit. Jadi, menurut saya, kasih uang saja sehingga masyarakat juga mencari kesibukan, mereka mau bangun rumah sendiri itu terserah mereka," tandas Fahri Hamzah.
Reporter: Syafril Amir