Lima malam akhir ini masyarakat Kampung Laksamana kegelapan. Generator Pusat Listrik Pembangkit Diesel setempat rusak. Akibatnya tidak ada sumber listrik yang bisa menerangi rumah warga.
Aktivitas malam masyarakat lumpuh. Biasanya layar televisi nyala, kini terpaksa dibiarkan tanpa mengeluarkan gambar dan suara. Minggu (8/3) malam, saat Haluan Riau coba menelusuri kampung ini, suara jangkrik lebih mendominasi dari suara obrolan manusia. Jangkrik itu terus berteriak, menemani kesepian masyarakat.
Senin (9/3) malam kebetulan gerimis datang, suara tetesan air dari atap seolah mengalahkan suara jangkrik, dinginnya malam membuat warga nyaman mendekam di rumah.
Dari ratusan rumah yang ada di kampung ini, hanya beberapa rumah saja yang tampak terang. Rumah tersebut memiliki genset sendiri. Sementara rumah lainnya, hanya pancaran lampu emergency menjadi sumber penerangan hang dihandalkan.
Nia (48), seorang ibu rumah tangga mengaku tiap malam mengecas lampu emergensi ke rumah tetangganya yang memiliki genset. Beruntung di rumahnya ada 2 lampu emergency, sehingga saat satu di cas yang satu bisa menerangi rumahnya.
Selain kesulitan penerangan, ketersediaan air bersih juga putus. Pasalnya sumber air bersih dari sumur bor atau sumur cincin, tidak bisa beraktivitas. Selama 5 hari, tangki air kering kerontang. Beruntung ada hujan, air yang menetes dari atap ditampung untuk keperluan rumah tangga.
"Tangkinya kering, mati lampu sudah lima malam. Bahan makanan dalam kulkas basi, semua busuk," imbuhnya.
Penghulu Kampung Laksamana, Harimun, Selasa (10/3) menyampaikan, generator PLTD rusak. Saat ini pihak pengelola sedang berupaya memperbaikinya, mengantarkan generator tersebut ke tempat service di Pekanbaru. "Baru kemarin diantar ke Pekanbaru, kata mekaniknya rusaknya parah, mudah-mudahan bisa diperbaiki," terang Penghulu.
Melihat kondisi masyarakatnya kegelapan, Harimun bergegas mendatangi Kantor Dinas Pertambangan dan Energi, meminta kejelasan kapan litrik dari PT PLN bisa masuk.
"Informasi dari kepala Dinas, KSO mulai masuk April," terang Harimun.
"Kami minta penjelasan ke PLN, siapa tau sambil KSO berjalan, sebagian yang sudah ada jaringan bisa mendapat api dari PLN," terang Harimun.
Sekitar pukul 11.00 WIB, Harimun dan kepala Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) Yaimin dan dua tokoh masyarakat Kampung Laksamana tiba di kantor Ranting PLN Siak. Sayang upaya menemui Kepala PLN Siak gagal, kedatangannya disambut oleh staf administrasi PLN Siak Yuda.
"Kami dapat informasi, listrik PLN ta
nggal 16 besok masuk 3 desa di Kecamatan Sabak Auh, bagaimana dengan desa kami Pak, apakah bisa bareng?," tanya Harimun kepada Yuda.
Harimun sedikit menjelaskan tentang kondisi kampungnya saat ini, yang jauh berbeda dengan Kampung Rempak dan Selat Guntung, kampungnya hanya berbatasan jalan lintas Siak-Sungai Pakning dengan 2 kampung yang telah mendapatkan penerangan dari PLN sejak 1994 lalu.
PLN menjelaskan, listik bisa tersambung
ke jaringan dan siap dialirkan ke konsumen jika KSO 100 persen rampung. Yuda memberikan solusi, jika masyarakat mendaftar secara kolektif, maka pihaknya bisa menyambungkan api ke tiap rumah secara serentak. "Asalkan daya yang ada memadai untuk semua pelanggan yang baru mendaftar, jika tidak, maka calon pelanggan terpaksa masuk ke daftar tunggu," katanya.***