RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim tidak mempermasalahkan jika nantinya Pemerintah Provinsi Riau tidak memakai anggaran pendapatan belanja daerah perubahan (APBD-P) 2018. Mengingat semakin minimnya keuangan dan semakin singkatnya waktu menjalankan yang hanya menyisakan 3 bulan.
“Kita mencari yang terbaik saja, apakah kita menggunakan APBD-P ataupun tidak. Lebih baik tidak menggunakan APBD Perubahan, kita prihatin dengan kondisi keuangan yang minim. Apalagi waktu hanya menyisakan tiga bulan, Oktober, November dan Desember,” ujar Plt Gubri, Kamis (27/9).
“Ini saya masih menunggu hasil rapat Pak Sekda, asisten dan yang lainnya. APBN saja tidak pakai perubahan, Sumut juga tidak pakai perubahan. Terkait dengan APBD kita ini, tadi saya tanya sama biro umum masih ada anggaran untuk minum teh. Dijawab masih, yah baguslah minum teh masih ada,” tambahnya.
Disinggung apakah dengan tidak digunakannya APBD Perubahan akan mengganggu roda pemerintahan, dan proyek strategis yang ada di Provinsi. Seperti pembangunan dua fly over, pembangunan jembatan Siak IV, dan proyek lainnya. Ia mengatakan tidak berpengaruh, karena anggarannya sudah ada.
“Tidak ada ngaruh itu anggaran dari awal, yang agak ragu kita karena akan mengganggu lalu lintas, makanya dipercepat. Kalaupun ada APBD yang dijalankan tak begitu banyak lagi, yah seperti perjalanan dinas tidak ada lagi,” kata Plt Gubri.
Untuk kegiatan yang sudah dimasukkan dalam APBD Perubahan kata Plt Gubri, bisa dijalankan pada APBD 2019. Karena saat ini keuangan Provinsi yang betul-betul minim, ditambah lagi pemerintah pusat belum juga mentransfer kekurangan anggaran bagi Riau.
“Di 2019 bisa diakomodir kegiatan, uang itu tidak ada kemana mau dicari. Masalahnya itu dari pusat tunda bayar bagi kita belum ditransfer, ada uangnya tapi masih di APBN,” tegas Plt Gubri.
Sebagaimana diketahui, Pemerihtah Provinsi Riau telah memasukkan APBD-P 2018 sejak masih di jabat oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman. Namun hingga saat ini tiga bulan menjelang akhir tahun 2018, tak kunjung ada penjelasan.
Reporter: Nurmadi