RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief menyebut ada lima dewan pimpinan daerah partainya yang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Pemilihan Presiden 2019. Dukungan ini berbeda dengan dewan pimpinan pusat Demokrat yang mengusung Prabowo-Sandiaga Uno.
Andi mengatakan sejak awal Prabowo sudah memaklumi jika lima DPD Demokrat itu tak akan disertakan dalam tim sukses Prabowo-Sandiaga.
Alasannya, lima daerah tersebut memang bukan basis suara Prabowo di 2014. Prabowo tidak didukung di lima daerah tersebut karena alasan politik identitas.
"Ada lima DPD Demokrat yang kebetulan bukan basis suara Prabowo 2014 dan hasil survey - karena alasan politik identitas - tidak akan diikutsertakan ketua DPD nya dalam tim pemenangan pilpres," kata Andi dalam akun Twitternya, @AndiArief_ , Minggu (9/9).
Andi tak merinci lima DPD tersebut. Ia hanya mengatakan lima DPD itu berada di luar Pulau Jawa.
"Prabowo dan SBY sangat memahami bahwa dalam demokrasi memang memerlukan suara terbanyak namun demokrasi sendiri tidak bisa menghapus politik identitas dan keberagaman. Prabowo dan SBY setuju hal itu harus diatur dan dihormati," katanya.
Andi menyebutkan lima DPD tersebut memang telah meminta kebijaksanaan kepada partai. Namun mereka memastikan akan berkonsentrasi di pemenangan pemilu legislatif dan bukan pilpres.
Tak lepas, Andi pun menduga jika Demokrat berkoalisi dengan Jokowi-Ma'ruf, kemungkinan akan ada 29 DPD yang meminta kebijaksanaan serupa.
"Persoalan lima DPD Demokrat yang tidak akan diikutkan dalam tim pilpres Prabowo akan ada solusi pembentukan tim pemenangan di lima propinsi itu dengan mempertimbangkan hal-hal di atas," lanjutnya.
Maka itu, Andi membantah jika Demokrat disebut bermain dua kaki dalam pemenangan Pilpres 2019.
"Prabowo dan SBY sangat berpengalaman dalam mengatasi situasi seperti ini untuk mendapatkan solusi yang cespleng. Jadi ini bukan Demokrat main dua kaki tetapi besar upaya Demokrat menghargai perbedaan apalagi yang menyangkut politik identitas," tuturnya.
Salah satu DPD yang dimaksud Andi besar kemungkinan adalah Papua. Gubernur Papua yang juga kader Demokrat Lukas Enembe sudah menyatakan dukungannya pada Jokowi.
"Jokowi itu harga mati 100 persen. Kami akan bungkus suara untuk Jokowi. Tidak ada yang lain untuk seluruh rakyat Papua," kata Lukas di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (5/9).
Pernyataan itu disampaikannya sebab pilihan pribadinya berbeda dengan keputusan Partai Demokrat yang mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Atas perbedaan dukungan ini, Demokrat menyatakan tidak akan menjatuhkan sanksi apapun.