RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau telah menyampaikan pernyataan sikapnya atas insiden penghadangan aktivis Neno Warisman di Pekanbaru. LAM Riau juga telah menjadwalkan akan membicarakan hal ini dengan Kapolda Riau, Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo.
Pernyataan sikap itu dikeluarkan LAM Riau pada Minggu (26/8) kemarin. Ada enam poin tertuang dalam warkah yang di dalamnya tertera nama Ketua Umum (Ketum) Ketum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Datuk Seri H Al Azhar, dan Ketum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Datuk Seri Syahril Abu Bakar.
Poin pertama, LAM Riau menyatakan bahwa insiden yang terjadi Sabtu (25/8), yang ditandai dengan tertahannya Neno Warisman di dalam mobil selama sekitar tujuh jam itu, tidak mencerminkan nilai-nilai adat dan budaya Melayu yang sepatutnya dihormati dan dijunjung tinggi semua orang di Provinsi Riau ini, dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Untuk pencederaan atas nilai-nilai itu, LAM Riau dalam poin kedua, menyatakan semua pihak yang terkabit langsung dengan kejadian tersebut patut introspeksi, dengan mengedepankan hati nurani dan kejernihan akal budinya, tanpa terbawa kepentingan politik apapun.
Lalu pada poin ketiga berbunyi, kepada pihak-pihak yang datang meminta petuah ke LAM Riau sebelum kejadian itu, pimpinan LAM Riau sudah mengingatkan, apapun bentuknya, hendaklah tetap di koridor hukum dan peraturan perundang-undangan, dengan cara-cara jalur yang santun, beradab, dan bermartabat.
Lalu di poin berikutnya, LAM Riau mengimbau agar semua pihak menghormati perbedaan-perbedaan pilihan politik; kelola dengan akal budi, dalam semangat harmoni sosial yang selama ini mampu dijaga-pelihara. Untuk poin kelima, aparat keamanan kalau diperlukan ke depan, aparat keamanan perlu mengembangkan sikap musyawarah dengan para pihak dan tidak menang-menangan.
Terakhir, masyarakat adat dan kelembagaan adat jangan terprovokasi oleh hal-hal yang mencederai harmonisasi kemasyaratakatan.
Sehari pasca pernyataan sikap itu, Kapolda Riau Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo, didampingi sejumlah pejabat utama Polda Riau langsung menyambangi Balai Adat Melayu Riau di Jalan Diponegoro Pekanbaru. Kedatangan Kapolda untuk kali pertama sejak dia bertugas di Bumi Lancang Kuning, disambut pengurus LAM Riau.
Namun pertemuan itu tak spesifik membahas kejadian yang dialami Neno Warisman. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto, yang turut dalam pertemuan tersebut.
"Dukungan untuk antisipasi karhutla (kebakaran hutan dan lahan,red), penanganan narkoba serta kondusifitas menjelang Pilpres 2019," terang Sunarto menjelaskan hasil pertemuan tersebut.
Terpisah, Ketum DPH Datuk Seri Syahril Abu Bakar, mengatakan pertemuan untuk membahas terkait dinamika kedatangan Neno Warisman di Pekanbaru itu akan dibicarakan dalam waktu yang telah ditentukan. "
"Tidak ada bahas itu secara spesifik (dalam pertemuan kemarin,red). Itu akan kita bicarakan pada jam khusus, kita atur jadwalnya. Sementara Kapolda tadi sebentar saja karena akan mengantar Pak Nandang (mantan Kapolda Riau,red)," kata Datuk Seri Syahril Abu Bakar.
Reporter: Dodi Ferdian