RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Manuver bakal calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno dinilai bisa membahayakan pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Sandi dianggap bisa membajak para pendukung Joko Widodo.
Usai dideklarasikan sebagai pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2019, Sandi terus bermanuver menemui sejumlah elite Partai Golkar--partai yang notabene mengusung Jokowi--seperti mantan Ketum Golkar Akbar Tandjung hingga Wapres Jusuf Kalla. Sandi juga terus menyapa warga.
"Yang ingin dilakukan Sandi itu dia ingin membajak para pendukung Jokowi," kata pengamat politik Rico Marbun saat dihubungi, Sabtu (18/8/2018).
Elektabilitas Pilpres 2019 di beberapa lembaga survei sampai sejauh ini memang masih mengunggulkan Joko Widodo. Manuver Sandi, menurut Rico, demi menandingi realitas survei tersebut.
Rico memandang kenyataan survei yang masih mengunggulkan Jokowi membuat Sandi mau tak mau terus memperluas basis pemilih. Sandi, disebut Rico, juga ingin menampilkan keunggulan dirinya sebagai anak muda di Pilpres 2019.
"Dia bergerak mengandalkan diferensiasi yang sangat kontras jika dibandingkan dengan cawapres Jokowi. Dari usia, dia sangat terlihat. Dari sisi gaya komunikasi, itu juga sangat terlihat. Pak Ma'ruf mungkin rasanya agak sulit berkomunikasi dengan milenial," ucap Rico.
Dari sisi fisik, hobi, cara bicara hingga komunikasi, Sandi dipandang Rico sangat merepresentasikan kaum milenial. Sandi disebut-sebut akan menggunakan cap tokoh milenial sebagai senjata ampuh pada pilpres kali ini, terlebih KH Ma'ruf Amin masuk kategori senior.
"Dia ingin menjadi figur yang 180 derajat berbeda dengan Pak Ma'ruf Amin. Dari sisi fisik, tutur bahasa, pilihan kata, hobi, itu pemilih muda dan milenial banget, itu yang ingin dia sasar," ucap Rico.
Gaya politik eks Wagub DKI Jakarta itu disebut Rico juga untuk menutupi apa yang disebutnya kelemahan Prabowo Subianto. Gaya komunikasi Prabowo, kata Rico, juga punya kekurangan.
"Gaya komunikasi seperti itu perlu dia lakukan untuk melengkapi gaya komunikasi Prabowo. Gaya komunikasi Prabowo lebih cocok ke 90-an, 80-an, 70-an bahkan mungkin yang lebih tua lagi. Sehingga kekurangan gaya komunikasi Prabowo dilengkapi Sandiaga Uno," tutur direktur eksekutif lembaga survei Median itu.
Sandi juga dianggap setara--kalau tidak mau dikatakan lebih--dengan tokoh politik muda Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Namun, Sandi disebut punya keunggulan daripada AHY.
"Perannya AHY itu yang ingin diambil Sandiaga Uno dengan menambahkan kelebihan bahwa Sandiaga dia jelas pengusaha, secara ekonomi dia terbukti secara politik juga, dia Wagub. Dia ini punya poin plus. Kita bisa bicara, dalam tanda kutip, dia ini AHY dengan poin plus. Kalau AHY hanya andalkan mudanya saja, Sandiaga ini muda plus-plus," ucap Rico.
Di balik kelebihan Sandi, Rico memandang pasangan Prabowo-Sandi masih punya kelemahan besar. Manuver Sandi saat ini disebutnya baru menyasar kalangan kota, belum menjangkau desa. Pemilih tingkat desa, kata Rico, kemungkinan masih akan menjagokan Jokowi-Ma'ruf sebagai calon pemimpin mereka.
"Yang saya tunggu ada tidak pengaruhnya ke kelas bawah pedesaan. Itu yang basisnya kuat, konfigurasi Jokowi-Ma'ruf Amin dia unggul di sana. Ini harus dibuktikan oleh Pak Sandiaga Uno. Langkah yang dia lakukan pertama dia memastikan ada dominasi menengah atas. Setelah itu, bulan bulan berikutnya menengah bawah yang Prabowo suaranya agak kedodoran di situ," pungkas Rico.