RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU -Titik panas atau hotspot di Riau terus meningkat. Dari pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru pada Selasa (14/8)/2018, hotspot di Riau mencapai 103 titik.
Demikian diungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Marzuki. Dikatakannya, berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, sebanyak 133 titik hot spot terpantau di Sumatera dengan tingkat kepercayaan 50 persen ke atas.
Titik panas tersebut, katanya, tersebar di lima provinsi Sumatera, yakni di Sumatera Utara (Sumut) 14 titik, Sumatera Barat (Sumbar) 13 titik, Sumatera Selatan (Sumsel) dua titik, dan Lampung satu titik. "Sedangkan di Riau, terpantau 103 titik," ungkap Marzuki, Selasa sore.
Adapun 103 titik hot spot di Riau itu tersebar di enam daerah. Paling banyak di Rokan Hilir (Rohil) dengan 97 titik, Dumai dua titik. Lalu, Bengkalis, Siak, Pelalawan dan Kampar, masing-masing menyumbang satu titik.
"Sementara titik api dengan tingkat kepercayaan 70 persen ke atas, ada sebanyak 87 titik di Riau. Itu terbagi di Rohil 85 titik, Bengkalis dan Dumai masing-masing satu titik," lanjut Marzuki.
Jumlah ini meningkat jika dibanding dengan hasil pantauan BMKG pada Selasa pagi yang terpantau ada sebanyak 90 titik hot spot. Sedangkan titik api ada 57 titik.
Meningkatnya jumlah titik api ini berpotensi akan munculnya kabut asap. Tidak hanya di Riau, tapi kabut asap ini dikhawatirkan sampai ke negara tetangga. Hal itu sebagaimana diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur.
Dikatakan Jim, Rohil merupakan wilayah yang mengalami kebakaran terluas di Riau. Secara geografis, Rohil berada di pesisir Provinsi Riau dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura.
"Pemadaman terus kami lakukan. Semua kekuatan kita kerahkan ke sana. Tapi memang cuaca sangat panas yang berdampak kebakaran sulit dikendalikan. Apalagi di Rohil, di ujung dan perbatasan Malaysia," sebut Jim dikonfirmasi terpisah.
Dalam sepekan terakhir, sebagian wilayah Riau mengalami karhutla cukup hebat. Salah satu wilayah yang mengalami karhutla terparah adalah Kabupaten Rokan Hilir.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Posko Satgas Karhutla Provinsi Riau, total luas kebakaran di Rohil mencapai lebih dari 200 hektare. Kondisi tersebut diperparah dengan cuaca panas yang melanda sebagian besar Riau membuat karhutla yang terjadi di lahan gambut kering semakin sulit dikendalikan.
Jim mengakui bahwa upaya penanggulangan karhutla di wilayah Rohil lebih sulit dibandingkan dengan daerah lainnya di Riau. Kabut asap akibat kebakaran yang melahap lahan gambut tersebut secara tidak langsung juga mempersulit pemadaman, baik dari jalur udara maupun darat.
"Dalam beberapa hari ini kita fokus pemadaman di Rohil. Semua kekuatan kita konsentrasikan ke sana," kata dia.
Terkait upaya pemadaman, Jim mengatakan Satgas Karhutla pada Selasa ini telah mengoperasikan empat unit helikopter jenis MI-171, Bell 214 dan dua unit Kamov ke sejumlah lokasi. Seperti di Dumai, Siak dan Rohil. Namun, dua dari empat helikopter yang dioperasikan tersebut, fokus melakukan pemadaman di Rohil.
Diketahui, terhitung sejak Januari hingga 13 Agustus 2018, sudah ada 2.891,51 hektare lahan yang terbakar. Potensi meluasnya karhutla ini masih tinggi, karena curah hujan yang rendah.
Reporter: Dodi Ferdian