RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mendeklarasikan KH Ma'ruf Amin menjadi cawapres untuk mendampinginya di Pilpres 2019. Kepastian soal Ma'ruf jadi cawapres itu disebut diambil Jokowi saat bertemu sejumlah ketum parpol pendukung di Istana.
"Saya tidak tahu persis (kapan pastinya Jokowi putuskan Ma'ruf jadi cawapres), tapi yang bisa saya sampaikan, penegasan bahwa beliau memilih Pak Ma'ruf Amin itu tadi, hari ini, lebih siang, awal siang karena kan beberapa ketum juga bertemu dengan Pak Jokowi di Istana sebelum ke Plataran," kata Sekjen PPP Arsul Sani, Kamis (9/8/2018) malam.
Dia mengatakan tak ada lagi pembahasan saat Jokowi bertemu para ketum dan sekjen parpol pendukung di Plataran Menteng. Menurut Arsul, pembahasan soal cawapres sudah dilakukan lewat komunikasi antara Jokowi dengan ketum parpol pendukung.
"Sudah tidak dibahas lagi, sudah disampaikan. Karena kan sebetulnya sejak pertemuan ketua umum yang 23 Juli (2018) dan kemudian yang kami Sekjen itu. Ada komunikasi secara bilateral antara Pak Jokowi dengan ketua umum-ketua umum partai," ujarnya.
Arsul juga memastikan Ma'ruf bukanlah nama kejutan. Menurut Arsul, Ma'ruf merupakan salah satu kandidat kuat sebagai cawapres Jokowi selain mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md.
"Pak Ma'ruf jadi salah satu kandidat yang kuat kita sudah tahu. Dia kandidat kuat, bukan nama underdog dan kemudian nyelonong. Sama kuatnya dengan Pak Mahfud Md. Hanya bedanya di ruang publik Pak Mahfud Md itu tercipta sebagai yang lebih diunggulkan. Sehingga ketika publik kaget itu wajar," tuturnya.
Kisah yang sama soal detik-detik Jokowi memastikan Ma'ruf menjadi cawapres juga disampaikan oleh Sekjen PKB Abdul Kadir Karding. Menurutnya, Jokowi hanya menyampaikan pilihannya kepada para ketum dan sekjen parpol pendukung saat di Plataran Menteng.
"Kalau penentuannya, saya kira beliau sudah menentukan dari sebelumnya di Istana, sudah ditentukan. Karena ketika di rumah makan itu, seluruh ketua partai kumpul, sekjen-sekjen partai kumpul tambah Mas Pramono Anung, lalu beliau menyampaikan, saya masih ingat bahasanya,'Setelah mempertimbangkan masukan daripada tokoh-tokoh, para ulama, para pimpinan-pimpinan parpol, maka, saya putuskan yang menjadi wakil presiden saya adalah Prof Dr KH Ma'ruf Amin,' gitu saja. Lalu yang lain para ketua umum tepuk tangan. Jadi sebenarnya itu sudah diputuskan sebelum beliau ke rumah makan," tuturnya.
"Memang rapat. Menutupnya canggih," sambungnya.