RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Koalisi Prabowo Subianto meninggalkan Partai Demokrat (PD) karena tak deal soal Sandiaga Uno sebagai cawapres. Prabowo mengakui membangun koalisi tidak mudah.
"Saya pun berunding terus bersama PKS, PAN, Partai Demokrat," ujar Prabowo di kediamannya, Jl Kertanegara, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2018).
Pembahasan Koalisi Prabowo memang cukup alot karena terganjal masalah cawapres. Pada akhirnya PAN dan PKS setuju, namun Demokrat tidak sepakat karena menolak Sandiaga.
"Memang membangun suatu koalisi tidak mudah karena banyak harus kita pertemukan. Kita sudah dari awal telah membentuk koalisi de facto dan koalisi de facto tidak hanya kemarin, bermula dari tanggung jawab bersama sejak kita menghadapi berbagai masalah pelik dan rawan terutama Pilkada 2017 yang lalu," ujar Prabowo.
Eks Danjen Kopassus itu lalu menyinggung soal upaya konsolidasi untuk mencapai koalisi. Mulai dengan sowan ke pimpinan partai oposisi, Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga politikus PDIP Puan Maharani.
"Karena itulah saya terus berusaha menjalin kepercayaan, menjalin kerjasama yang erat walaupun tetap berusaha bukan komunikasi dengan semua pihak," ucapnya.
"Saya bertemu dengan Puan Maharani, SBY, terus berusaha membangun suatu koalisi yang besar untuk memberi solusi kepada kesulitan rakyat Indonesia dan bangsa," imbuh Prabowo.
Tengah malam, Prabowo mengumumkan siap maju di Pilpres 2019 bersama Sandiaga Uno. PKS, PAN, dan Gerindra mengumumkan bersama-sama. Demokrat tak hadir.
"Koalisi kita bentuk untuk mencari solusi, jalan keluar, penyelesaian bangsa," ujar Prabowo.