RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mempertanyakan kiprah Mahfud MD di NU seiring dengan santernya nama mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu disebut sebagai calon wakil presiden representasi kader NU.
"Saya tidak tahu Pak Mahfud pernah aktif di pengurus NU di tingkat desa di tingkat ranting, atau kecamatan, atau di badan otonomnya NU, misalnya, PMII. Saya tidak pernah tahu itu," kata Robikin dikutip dari siaran pers di Jakarta, Sabtu (4/8/2018).
Menurut Robikin untuk disebut kader, seseorang harus mengikuti dan lulus kaderisasi yang dilakukan di seluruh lingkungan NU, baik NU maupun badan otonom dan lembaga di bawah naungan NU.
"Untuk disebut kader harus lulus kaderisasi, selanjutnya ditempatkan untuk melayani warga sebagai pengurus NU," tutur Robikin.
Menurut dia, Mahfud berbeda dengan tiga tokoh NU lainnya yang juga digadang-gadang maju sebagaicawapres, yaitu KH Ma`ruf Amin, Abdul Muhaimin Iskandar, dan juga M Romahurmuziy.
"Kiai Ma`ruf jelas pengabdiannya, mulai dari bawah sampai PBNU hingga mendapat jabatan tertinggi di NU. Pak Muhaimin juga jelas, sejak dulu aktif di NU dan juga badan otonom NU, termasuk di PMII pernah sebagai ketua umum," ujar Robikin.
Sementara Romahurmuziy adalah putra pendiri Ikatan Pelajar NU (IPNU) KH Prof M Tolchah Mansoer dan cicit pendiri NU KH Wahab Hasbullah.
Meski demikian, Robikin memastikan dinamika tersebut tidak menimbulkan kegaduhan di internal NU.
"NU sudah sangat berpengalaman menghadapi berbagai macam perbedaan pandangan dan pendapat, baik keumatan maupun politik," katanya.