RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Plt Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pengumuman siapa yang menjadi pemenang untuk mengoperatori Blok Rokan akan diputuskan pada Selasa (31/7/2018) besok. Menurutnya, Pertamina sudah mengajukan berkas proposal penawaran Blok Rokan ke Kementerian ESDM.
Nicke menjelaskan Pertamina sudah melengkapi berkas, tak hanya proposal usulan rencana kerja Pertamina di Blok Rokan saja, tetapi juga penawaran komersial yang diajukan Pertamina. Hanya saja, Nicke enggan menjelaskan secara rinci berapa penawaran split dan komersial yang Pertamina tawarkan.
"Blok Rokan kita siap. Kalau nggak salah besok akan diumumkan doain ya doain ya. Berapa nilainya, ya besok lah. Masa bidding kita bocorin," ujar Nicke di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (30/7).
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan masih mengevaluasi proposal dari PT Pertamina (Persero) dan PT Chevron Pacific Indonesia yang tertarik mengelola Blok Rokan setelah kontrak berakhir. "Pekan depan semoga keputusan," kata dia di Jakarta, Rabu pekan lalu.
PT Pertamina (Persero) menyatakan siap bertarung dengan PT Chevron Pacific Indonesia memperebutkan Blok Rokan. Blok yang akan berakhir masa kontraknya pada 2021 mendatang tersebut rencananya akan digenjot produksinya oleh Pertamina. Untuk menggenjot produksi, Pertamina juga menggunakan teknologi tingkat lanjut (Enhanced Oil Recovery/ EOR).
Sebelumnya, Dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, petinggi Chevron mengungkapkan rencana mengelola Blok Rokan jika kontrak Blok Rokan diperpanjang. Petinggi Chevron yang hadir antara lain Managing Director Chevron IndoAsia Business Asia Chuck Taylor, Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak dan Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron Indonesia Yanto Sianipar.
Menurut Luhut, Chevron menyatakan kalau dana sebesar 88 miliar dolar AS akan digunakan dalam penerapan teknologi tingkat lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan skala penuh. "Jadi dengan teknologi dia itu bisa meningkatkan kapasitas cadangan dari minyak di sana ke 1,2 miliar barel," kata Luhut di Jakarta, Selasa (24/7).
Investasi 88 miliar dolar AS itu terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yakni 10 tahun sejak kontrak baru berlaku. Tahap pertama ini akan mengucurkan dana 33 miliar dolar AS dan harapannya bisa menghasilkan minyak 500 juta barel.
Kemudian tahap kedua akan diterapkan dalam 10 tahun berikutnya. Dalam fase ini, perusahaan asal Amerika Serikat itu akan menggelontorkan 55 miliar dolar AS dengan memproduksi hingga 700 juta barel.