RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan adanya penghalang dalam proses mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon Presiden. Penghalang itu tak lain adalah hubungan SBY dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, partai asal Jokowi.
SBY merasa tidak memiliki hubungan baik dengan Mega, sapaan akrab Megawati. Kondisi yang cukup lama sejak tahun 2014. Kala SBY mengalahkan Mega di Pemilu Presiden.
"Tapi itu pertanyaan bagi saya, karena melihat realitas hubungan Bu Mega sama saya belum pulih. Tapi saya pikir yang ajak Pak Jokowi, dan kalau Demokrat ada di dalam, why not?" tutur SBY saat jumpa pers di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/7).
Perkataan SBY itu membuat panas hubungan diantara PDIP dengan PD. Pengurus teras DPP PDIP bersuara dengan mengganggap SBY terlalu berlebih.
Bagi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto perkataan SBY adalah penentu arah koalisi Partai Demokrat. Dia, meminta SBY tidak mengkambing-hitamkan Mega jika tidak tercapai koalisi.
"Gagal-tidaknya koalisi Pak SBY dan Partai Demokrat lebih karena kalkulasi yang rumit yang dilakukan Pak SBY yang hanya fokus dengan masa depan Mas AHY. Kalau tidak bisa berkoalisi dengan Pak Jokowi karena sikapnya yang selalu ragu-ragu, ya sebaiknya introspeksi dan jangan bawa nama Ibu Mega seolah sebagai penghalang koalisi tersebut." ujarnya, Kamis (26/7).
Hasto pun bicara masalah kekalahan Mega dalam Pemilu 2014. Saat itu, SBY menang dan menjadi presiden 2 periode.
"Saat itu Pak SBY menyatakan diri sebagai orang yang dizalimi. Secara psikologis, seharusnya yang menzalimi itu kan yang merasa bersalah, tetapi kenapa ya Pak SBY justru nampak sebagai pihak yang merasa bersalah dan selalu menuduhkan hal yang kurang pas tentang Ibu Mega?" ujarnya.
Sementara itu, politikus PDIP, Masinton Pasaribu menyebut alasan SBY mengada-ada. Saat memberi alasan, SBY terlihat seperti anak remaja yang baperan.
"Menurut saya tidak pas kalau kaitkan masalah Capres ini hubungan antara Pak SBY dan Bu Mega. Jadi seharusnya ini bicara tentang mengedepankan kepentingan bangsa, bukan mengedepankan kepentingan anak. Jadi kalau Pak SBY mengaitkan kendala hubungan dengan Bu Mega, menurut saya beliau belum move on selalu baperan," kata Masinton kepada wartawan di Upnormal Caffe, Jl Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2018).
Pengurus PD jelas membela Ketua Umumnya. Mereka tidak terima jika SBY dianggap baperan.
Kepala Divisi Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahean, menyebut alasan SBY mengatakan 'rintangan' untuk koalisi pendukung Joko Wododo karena tidak mau mengganggu hubungan Jokowi dengan Mega.
"Jadi begini, justru Pak SBY itu tampil bijaksana tidak mau mengganggu merusak hubungan Jokowi dengan Megawati," ujar Ferdinand kepada detikcom, Kamis (26/7/2018).
Jika dikatakan baper, Ferdinand malah menyebut Mega yang baper. Hal ini karena SBY berulang kali ingin membangun komunikasi baik dengan Mega. Namun, tidak pernah disambut oleh Mega.
"Jadi jangan dibilang Pak SBY baper. Yang baper itu Bu Mega yang tidak pernah mau berbaikan bertemu dengan Pak SBY," kata Ferdinand.