RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Lahan konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Sungai Dumai, Kota Dumai, mengalami kebakaran hebat pekan lalu. Untuk menyelidiki penyebab kebakaran, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menggandeng pihak kepolisian.
Lahan konservasi itu terletak di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai. Lokasinya tak jauh dari Bandara Pinang Kampai Dumai.
Dari informasi yang didapat, kebakaran tersebut telah berhasil dipadamkan tim gabungan satuan tugas pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), baik darat maupun udara.
Selanjutnya, BBKSDA Riau melalui bidang Penegakan Hukum (Gakkum) melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran.
Hal itu diungkapkan Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Kamis (26/7). Dikatakannya, proses penyelidikan dilakukan pihaknya dengan berkoordinasi dengan kepolisian.
"Itu penanganannya di Gakkum dan Polda. Ini kami percaya kepada rekan Polri dan aparat Penegakkan Hukum lainnya untuk mencari tahu penyebabnya. Tentu dalam penyelidikan mendalam," ujar Suharyono.
Diterangkannya, BBKSDA Riau sejak awal cepat mengetahui adanya kebakaran di TWA Sungai Dumai itu. Pihaknya mengetahui adanya kebakaran dari masyarakat binaan yang memiliki perkebunan nenas.
"Sejak awal kebakaran itu memang tidak ada aktivitas manusia. Saat terdeteksi tim kami langsung ke sana. Ada (masyarakat) binaan kita di sana menanam tanaman tumpang sari, nenas. Dialah yang melaporkan pertama kali," sebutnya.
Lebih lanjut diterangkan, di sekitar lokasi, terdapat kawasan perkebunan kelapa sawit. Total kawasan inti TWA Sungai Dumai yang terbakar mencapai 7 sampai 8 hektare.
"Luasan perkiraan tidak lebih dari 10 hektare, efektif terbakar 7 sampai 8 hektare. Memang berdekatan dengan perkebunan," imbuhnya.
Untuk diketahui, lahan konservasi itu terbakar sejak 6 Juli 2018 lalu. Awalnya yang terbakar hanya 1,5 hektare. Setelah berhasil dipadamkan, lahan tersebut kembali terbakar dan menghanguskan tanaman akasia yang tumbuh di lahan gambut. Tak hanya tanaman akasia, ada juga tanaman sawit di tanah gambut itu.
Reporter: Dodi Ferdian