RIAUMANDIRI.CO, RENGAT - Warga Perumahan Bumi Suasan Damai (BSD) yang merupakan perumahan dengan subsidi pemerintah pusat di jalan Lintas Timur, Kelurahan Pematangreba, Kecamatan Rengat Barat, Indragiri Hulu, mulai menjerit.
Betapa tidak, sejak mereka menghuni perumahan tersebut tak kunjung mendapatkan pasokan air bersih sesuai dengan yang telah mereka tandatangani dengan pihak developer, PT Anugrah Duo Putra di Pekanbaru.
Mereka berencana akan mendatangi kantor pemasaran atau kantor pusat developer perumahan tersebut, dan akan mempertanyakan kepada pihak BNI cabang Rengat sebagai bank penjamin dimana mereka melaksanakan akad.
Pantauan wartawan di kawasan Perumahan BSD, Inhu, Rabu (25/7) malam, terlihat puluhan konsumen yang menempati perumahan milik developer dan Direktur PT Anugerah Duo Putra, Elvi Syofriadi, berkumpul untuk merencanakan aksi protes mereka ,baik kepada developer maupun kepada BNI cabang Rengat.
Tujuan dari aksi demo ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok sumber air bersih di perumahan yang bernilai total keseluruhan lebih kurang Rp20 miliar.
“Jika tidak ada titik terangnya (dari developer, red), kami akan datangi kantornya untuk mendemo. Karena dalam brosur yang diedarkan, sudah tertera bahwasanya rumah difasilitasi salah satunya PDAM,” kata Saprul, seorang warga yang menempati KPR Perumahan BSD tersebut.
Perumahan bersubsidi dari pemerintah ini sudah ditempati konsumen lebih kurang sebanyak 70 kepala keluarga (KK).
Tapi, setelah akad kredit di Bank BNI untuk ditempati, warga setempat mengeluhkan fasilitas yang diberikan developer tersebut. Karena tidak memiliki pasokan air bersih, serta dana subsidi yang tak kunjung diterima oleh konsumen BSD.
Bagi konsumen hal yang paling utama itu, yakni fasilitas umum seperti tempat ibadah, sarana prasarana dan pokok utama sumber air bersih.
“Jika kami tahu dari awalnya tidak memiliki air bersih (PDAM-red), kami tidak mau mengambil rumah di sini. Pihak developer dalam brosurnya mencantumkan bahwa perumahan kami ini ada PDAM-nya,” kata RA, konsumen yang tinggal di Blok O-5.
Permasalahan tersebut juga diperparah dengan dana subsidi yang tidak kunjung diterima oleh konsumen Perumahan BSD senilai Rp4 juta.
“Sempat masuk dana subsidi ke rekening kami namun entah mengapa saat mau mengambil ke ATM, saldonya sudah hilang, katanya ditarik kembali oleh pihak developer karena auto debet yang dilakukan pihak BNI dan PT Anugrah Duo Putra,” ujar warga.
Saat dikonfirmasi terpisah, Pemilik Developer Perumahan BSD dan selalu Direktur PT Anugerah Duo Putra, Elvi Syofriadi mengatakan, untuk mencari air sangat sulit dilakukan.
“Kami akan memberikan dana klaim (kompensasi) sebesar Rp2 juta kepada para konsumen untuk pembuatan sumur bor,” katanya melalui telepon seluler.
Jawaban Elvi dinilai konsumen seakan mencari alasan saja, sebab untuk air bersih bisa didapat dari PDAM Tirta Indra untuk wilayah Rengat Barat.
Untuk mengkaji dana klaim yang dilontarkan KPR Perumahan BSD Rp2 juta untuk pembuatan sumur bor tidaklah cukup. Hal ini dikatakan seorang teknisi pembuatan sumur bor, Regar.
“Dengan dana Rp2 juta untuk beli pipa saja tidak cukup. Karena satu pemboran sumur bor mencapai Rp10 juta. Untuk kedalaman jika mendapatkan air bersih mencapai 60 meter,” tutupnya.
Reporter: Eka BP