SELATPANJANG (HR)- Menteri Sosial Republik Indonesia Hj Khofifah Indar Parawansa di hadapan para pejabat daerah pemerintah kabupaten, serta para camat dan kades se Kepulauan Meranti mengatakan akan mempertimbangkan pembangunan gudang sub Divre Bolug di Selatpanjang.
Bagaimana mekanisme pendirian tersebut, kiranya dapat diwujudkan sebagai upaya memberikan atau mendekatkan pelayanan distribusi beras miskin di daerah terluar ini.
"Saat ini juga bisa dibicarakan teknisnya bagaimana proses pembentukan gudang sub divre bulog tersebut, mumpung ada Dirjen Penanggulangan Kemiskinan Hartono Laras bersama kita saat ini,“ ungkap Khofifah pada pertemuan terkait penjelasan umum mengenai Kemensos RI, di gedung Afifa Selatpanjang Kamis (5/3).
Mensos mengakui, distribusi beras di Riau sendiri memiliki berbagai karakteristik karena dipaksa oleh kondisi dan letak daerah yang berbeda-beda.
Seperti halnya kondisi dan letak Kepulauan Meranti yang cukup sulit medannya.
Sehingga kehadiran gudang bulog menjadi sangat penting untuk memberikan pelayanan atau pendekatan pelayanan bagi masyarakat miskin.
Untuk itu saya juga setuju jika Meranti memiliki gudang bolug sebagai sub divre untuk menjamin ketepatan penyaluran beras tersebut,”kata Khofifa didampingi Bupati Kepulauan Meranti Drs Iwan MSi dan anggota DPRD Ardiansyah, serta Dirjen Penanggulangan Kemiskinan Hartono Laras.
Menurut Mensos, distribusi beras tersebut harus rutin dilakukan sebagaimana ketentuan.
Kalau selama ini beras itu harus dijemput ke Bengkalis, tentunya akan menambah biaya operasional, juga harus menanggung resiko yang cukup besar.
"Jadi kita berharap agar secepatnya didirikan gudang bolug tersebut sehingga masyarakat Meranti semakin mudah mendapatkan pasokan beras dimaksud.
Dan jika beras yang diterima itu tidak layak di makan atau kualitasnya rendah, maka itu bisa dilakukan penggantian. Sebab beras yang dialokasikan untuk raskin itu, adalah beras dengan standar premium dan dihargai hanya Rp.1.600/ Kg.
Hanya saja menurut Mensos, ke depan ini perlu pendampingan dana APBD dalam rangka distribusi beras itu hingga sampai ke rumah tangga sasaran.
Sebab pemerintah pusat hanya membiaya sampai ke titik distribusi di gudang Bulog di sub divre. Dari gudang tersebut harus didukung oleh dana APBD,”katanya.
Sebelumnya Camat Tebingtinggi Barat Risky Hidayat, di hadapan Mensos Khofifah mengungkapkan, sulitnya pemerintah kecamatan yang harus menjemput sendiri beras miskin itu ke Bengkalis selama ini.
Bahkan pak camat ini mengungkapkan pernah mengalami karam kapal saat berlayar di tengah laut karena hantaman badai.
Beras untuk masyarakat itu akhirnya harus terbuang ke laut bersama kapal yang tenggelam itu.
Menurutnya, pengalaman itu hendaknya tidak terjadi lagi. Dan itu bisa terlaksana jika gudang bulog ada di Meranti,”ungkap Risky berharap.***