RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto telah bertemu secara khusus. Berbagai hal penting dibahas, dari soal cawapres untuk Jokowi hingga soal amendemen UUD '45.
Pertemuan digelar di kediaman Megawati, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/7/2018) kemarin. Durasinya lebih dari dua jam. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan Airlangga bicara soal sejarah panjang kerja sama Golkar dengan PDIP. Megawati, kata Hasto, gembira saat Airlangga juga bicara tentang sejarah hubungan Golkar dengan Bung Karno.
"Pada kesempatan tersebut juga disepakati pentingnya dukungan kepada Presiden Jokowi, juga disertai dengan agenda penataan sistem dan kelembagaan politik nasional agar sesuai dengan Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa," ujar Hasto dalam pernyataan tertulis, Selasa (17/7). Pertemuan tersebut juga dihadiri Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus dan Ketua DPP PDIP nonaktif Puan Maharani.
Airlangga, masih kata Hasto, juga bicara soal kajian terhadap amendemen UUD '45 dan upaya memperjuangkan MPR memiliki kewenangan di GBHN. Kemudian pernyataan itu ditanggapi secara serius oleh Megawati, yang menceritakan Bung Karno pada 1960-an mengumpulkan lebih dari 600 doktor dan merancang Pola Pembangunan Semesta Berencana.
"Pola Pembangunan Semesta tersebut harus dipelajari kembali dan ditangkap rohnya sebagai haluan negara yang menjabarkan Pancasila agar Indonesia berdaulat, berdikari, dan berkebudayaan," kata Megawati seperti disampaikan Hasto.
Pertemuan keduanya juga membahas kandidat cawapres Jokowi. Siapa yang disepakati?
"Setiap partai politik, di dalam menjalankan fungsi kaderisasi kepemimpinan, wajar seandainya memperjuangkan ketua umumnya pada posisi strategis di tingkat nasional. Ibu Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan pada tahun 2014 juga banyak didorong sebagai calon presiden, namun beliau mendengarkan aspirasi rakyat dan lebih memilih memberikan mandat dan mencalonkan Pak Jokowi. Sama dengan Golkar, Pak Airlangga merupakan representasi Golkar, memiliki pengalaman yang luas, dan kepemimpinannya telah teruji sejak zaman mahasiswa. Kepemimpinan beliau juga merangkul dan membangun dialog. Jadi PDI Perjuangan sangat memahami apabila Golkar mencalonkan Pak Airlangga untuk mendampingi Pak Jokowi, sebab hal itu merupakan cita-cita setiap partainya untuk mendorong kadernya. Namun tentunya hal tersebut akan didialogkan bersama. Yang pasti, pertemuan tersebut sangat kondusif dan banyak hal-hal fundamental yang dibahas terkait dengan kerja sama kedua partai saat ini dan ke depan," ujar Hasto.