RIAUMANDIRI.CO, MOSKOW - Olivier Giroud mencatatkan statistik yang tidak bisa dibanggakan di Piala Dunia 2018. Giroud memilih mengabaikannya karena gelar juara lah yang terpenting.
Penyerang berusia 31 tahun itu baru saja mengangkat trofi juara dunia setelah Prancis menghabisi Kroasia 4-2 pada partai final, yang digelar di Luzhniki, Minggu (15/7) malam WIB. Terlepas dari sukses timnya, Giroud gagal mencetak satu gol pun di sepanjang turnamen.
Tidak hanya itu, Giroud juga tidak dapat melepaskan tembakan ke arah gawang meski menciptakan 13 percobaan. Akan tetapi, penyerang Chelsea ini tetaplah pilihan pertama pelatih Didier Deschamps sebagai ujung tombak Prancis.
Bagaimanapun, peran Giroud memang bukan sekadar sebagai pencetak gol. Mantan pemain Arsenal itu juga bertugas memantulkan bola dan sebagai pembuka ruang untuk dimaksimalkan Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann.
"Aku memang tidak mencetak gol di Piala Dunia, tapi hal itu tidak berarti apa-apa dibandungkan dengan fakta kami membawa pulang trofi ini kembali. Aku akan memberkan segenap kemampuanku untuk tim nasional," Giroud mengatakan di Fourfourtwo.com.au.
Sukses menjadi juara bukan berarti Prancis bebas kritik. Gaya permainan tim Ayam Jantan, yang lebih banyak mengandalkan serangan balik, menjadi sorotan.
"Sulit menggambarkan bertapa bangganya aku akan timku. Tentu saja memang ada kritik, kami terbiasa disalahkan karena gaya permainan yang membosankan. Namun, kami memperlihatkan kekuatan, karakter, dan kepercayaan diri," sambung Giroud.
"Orang-oramg bilang bahwa hidup kami akan berubah setelah Piala Dunia, tapi bagi kami ini adalah sebuah awal dari semua trofi bergengsi dan untuk membuat seluruh warga Prancis bahagia."