RIAUMANDIRI.CO, RENGAT - Petani kelapa sawit di Kabupaten Indragiri Hulu mengeluhkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terjun jauh. Bahkan ada yang mencapai harga Rp650 rupiah per kilo.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) lnhu Dedi Dianto menyatakan keprihatinannya terhadap hal ini.
"Kita tidak bisa berbuat banyak dengan situasi ini, karena daerah bukan penentu harha. Kami harap kepada petani sawit untuk bersabar menghadapi kondisi ini," ungkapnya baru-baru ini.
Dia meminta petani sawit tetap semangat dan fokus untuk bekerja agar dapat meningkatkan produktivitas hasil perkebunan sawit mereka, sehingga ketika terjadi penurunan harga tidak begitu panik.
"Seandainya saja saat ini hasil sawit yang dihasilkan oleh perkebunan masyarakat sesuai dengan standar, tentu saja penurunan harga ini tidak akan membuat resah dan panik, karena hasilnya masih mencukupi kebutuhan," sebutnya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga meminta kepada masyarakat petani sawit untuk bermitra dengan perusahaan. Kerja sama itu diketahui oleh Distankan, sehingga harga dapat dimonitor.
Menurut Dedi, biasanya akan terjadi perbedaan harga antara masyarakat yang berkerja sama dengan perusahaan dengan yang tidak atau melalui pengepul.
Apabila tren harga sawit cenderung naik, ujar dia, masyarakat petani sawit diminta untuk berhemat, guna mengantisipasi terjadinya turun harga sehingga tidak menimbulkan kepanikan.
"Yang terpenting diharapkan agar petani sawit melakukan diversifikasi tanaman pada areal perkebunan sawit, sehingga jika harga komoditi tanaman pokok jatuh masih bisa dapat hadil dari tanaman versifikasi tersebut," pungkasnya.
Reporter: Eka Buana Putra
Editor: Rico Mardianto