JAKARTA (HR)- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU-PR) berencana merealisasikan proyek pembangunan satu juta rumah murah, April 2015 secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi untuk provinsi Papua, nantinya akan men-dapatkan predikat rumah paling mahal terhadap program pembangunan tersebut.
Plt Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Maurin Sitorus, menyatakan bahwa perbedaan harga rumah yang kemungkinan bakal terjadi di wilayah Indonesia timur tersebut. Pasalnya, harga komponen material berbeda dibandingkan wilayah yang lainnya.
"Yang mahal di Papua. Harga semen juga 20 kali mahal dibanding Jawa. Kalau di Papua itu nantinya satu rumah bisa seharga Rp180 juta," ungkap Maurin di Jakarta Jumat (6/3).
Sementara itu, untuk masyarakat yang tinggal di sekitaran ibukota DKI Jakarta disinyalir dapat tetap dijangkau oleh masyarakat dengan penghasilan yang rendah (MBR). Sedangkan harga bagi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), lebih murah dibandingkan di wilayah mutiara hitam itu.
Lebih lanjut Maurin menjelaskan, bangunan jenis hunian itu akan dijual dengan harga Rp100 juta. Di sisi lain, ukuran rumah memiliki luas bangunan 36 meter persegi dan tanah 60 meter persegi. "Untuk di Jabodetakek harganya sekitar Rp120-Rp130 juta," imbuh dia.
Kendati demikian, harga jual rumah MBR diberlakukan tergantung dari tanah yang didapatkan oleh Pemerintah. Hal tersebut dikarenakan, proyek satu juta rumah ini nantinya bakal dibantu Pemerintah Daerah (Pemda) dan para pengembang. "Kalau tanah dari pemerintah tentu lebih murah," pungkas dia.(okz/ara)