RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pihak kepolisian masih menyelidiki pemilik dan asal 11 pucuk senjata api genggam jenis pistol beserta ratusan amunisi yang ditemukan di Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Minggu (24/6) kemarin. Belasan senjata itu diketahui dalam keadaan aktif dan berstandar TNI-Polri.
Sebelas pistol tersebut antara lain, satu pucuk pistol jenis revolver SNW dengan nomor seri 819740, dua pucuk jenis colt CPP dengan nomor seri 380104 dan 353965, satu pucuk jenis cobra dengan nomor seri 21669, serta empat pucuk jenis wallter, masing-masing nomor seri 305396, 265409, 254920, dan 131484.
Kemudian, satu jenis wallter mini dengan nomor seri 644707, satu pucuk jenis bareta dengan nomor seri 658707, satu pucuk jenis wallter stenlis tanpa nomor seri.
Selain itu, turut diamankan 325 butir amunisi aktif dan 10 butir selongsong. Amunisi itu antara lain, 40 butir kaliber 7,7 mm, 78 butir kaliber 5,56 mm, 88 butir kaliber 3,8 mm, 54 butir kaliber 3,2 mm, 15 butir kaliber 9 mm, sembilan butir kaliber 7,62 mm, 16 butir kaliber 2,2 mm, satu butir kaliber 4,5 mm, 25 butir peluru karet dan 10 butir selongsong kaliber 5,56.
Pistol itu diketahui sudah berkarat. Diduga sudah lama terendam air, karena belasan senjata ini ditemukan di dasar sebuah parit.
"Kita lagi selidiki. Dari mana asalnya, siapa pemiliknya, masih dalam proses penyelidikan," ungkap Kapolda Riau, Irjen Pol Nandang kepada Riaumandiri.co, Senin (25/6).
Nandang meragukan apakah senjata ini masih aktif. Sebab, kondisi senjata yang sudah berkarat, kemungkinan tidak bisa digunakan lagi. Peluru kata dia, jika sudah masuk air, tidak berfungsi lagi.
Sebelumnya: Belasan Senpi dan Ratusan Amunisi Ditemukan Nelayan Sungai Siak
"Namun kemungkinan masih bisa digunakan, karena harus diitukan (dibersihkan,red) dulu. Kalau karatan peluru tidak bisa lewat," sebutnya.
Dia belum bisa memastikan modus senjata yang diletakkan di parit itu. Apakah senjata ini digunakan untuk tindak kejahatan, dia belum berani berkomentar. "Itu masih kita selidiki," tegas mantan Kapolda Sulawesi Barat (Sulbar) itu.
Nandang mengakui bahwa senjata ini berstandar TNI-Polri. Meski demikian, pihaknya akan melacak siapa pemilik sebenarnya.
"Kita akan cek dari nomor seri yang ada. Kita koordinasi dengan TNI. Bisa saja (milik negara)," imbuhnya seraya mengatakan bahwa senjata itu adalah senjata yang diperjualbelikan di pasar gelap.
"Bisa juga ini senjata ilegal yang diperjualbelikan di pasar gelap. Kalau yang terang nggak mungkin yang standar diperjualbelikan," sebutnya.
Kemungkinan lain, senjata itu didapat dari oknum aparat. "Bisa jadi senjata itu diambil dari petugas, dibawa ke tempat lain, bisa juga. Yang pasti ini ada menyembunyikan sesuatu. Jika nanti diketahui pemiliknya, akan ada sanksinya. Ini kan senjata ilegal," tutupnya menegaskan.
Dari informasi yang dihimpun, penemuan senjata api ini bermula dari informasi dari masyarakat. Saat itu, masyarakat tersebut mengaku melihat bungkusan plastik berisi pistol dan amunisi di dasar Parit Belanda yang airnya sedang surut.
Dia pun melaporkan temuannya ini ke Ketua RT setempat. Informasi ini diteruskan kepada pihak kepolisian. Unit Jibom Sat Brimobda Riau pun langsung memeriksa benda tersebut.
Reporter: Dodi Ferdian
Editor: Nandra F Piliang