RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Salah satu indikator keberhasilan pembangunan manusia di Indonesia adalah IPM (indeks pembangunan manusia). Hebatnya, IPM Provinsi Riau sejak 2014 selalu di atas angka rata-rata nasional. Sedangkan dari 34 provinsi se-Indonesia, Riau menduduki rangking VI, sementara untuk Pulau Sumatera Riau menempati rangking II setelah Provinsi Kepulauan Riau.
Untuk tahun 2016, IPM Riau tercatat sebesar 71,20 persen. Yang menduduki posisi tertinggi adalah Provinsi DKI Daerah Khusus Istimewa Jakarta dengan 79,60 persen, disusul kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dengan IPM 78,38 persen, kemudian Kalimantan Timur (74,59), Kepri (73,99), dan Bali dengan IPM 73,65 persen.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Riau, Rahmad Rahim, Senin (19/3/2018), seiring dengan perbaikan kualitas pembangunan di berbagai bidang, untuk 2017 IPM Riau ditargetkan 71,76 persen, 2018 sebesar 72,17 persen, dan di 2019 sebesar 72,64 persen.
Merujuk data, dari tahun ke tahun angka IPM Riau menunjukkan kenaikan yang signifikan. Kalau pada 2011 tercatat sebesar 68,90 persen, pada 2012 naik menjadi 69,15, dan meningkat lagi menjadi 69,91 persen di 2013. Berikutnya, di 2014 tercatat 70,33 persen, naik menjadi 70,84 pada 2015, dan naik lagi menjadi 71,20 persen di 2016.
Peningkatan IPM Riau pararel dengan meningkatnya angka harapan hidup (AHH) masyarakat Riau. Menurut Rahmad, AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. ''Tahun 2016, masyarakat Riau dapat hidup sampai umur 70 atau 71 tahun,'' beber Rahmad.
Diungkapkan Rahmad, capaian AHH Riau dari 2014 sampai 2016 terus mengalami peningkatan. ''Rata-rata capaian dari tahun 2014 hingga 2016 sebesar 0,10 per tahun. Kinerja yang diharapkan untuk mencapai target tahun 2019 memerlukan rata-rata 0,16 per tahun,'' tambah mantan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau itu. "Itu artinya, untuk mencapai target 2019 memerlukan kerja keras,'' tandasnya.
Dari grafik, terlihat AHH Riau dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Kalau pada tahun 2014 baru sebesar 70,76, naik menjadi 70,93 di 2015, menjadi 70,97 di 2016, dan meningkat lagi menjadi 71,20 di 2017. Sementara di tahun 2018 ditargetkan sebesar 71,33, dan 2019 ditargetkan sebesar 71,47.
PDRB Lima Besar
Keberhasilan lain Riau yang tidak kalah menggembirakan adalah PDRB (product domestic regional bruto) per kapita. Bahkan, menurut Rahmad, PDRB Riau termasuk lima besar PDRB terbesar se-Indonesia di tahun 2017, dan Riau tercatat sebagai satu-satunya daerah di luar Pulau Jawa dengan angka PDRB tertinggi.
Untuk 2017 ini, PDRB tertinggi tercatat atas nama Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 2.410,37, disusul di posisi kedua Provinsi Jawa Timur 2.019,20, kemudian Jawa Barat dengan 1.786,09, dibuntuti Jawa Tengah dengan 1.187,05, dan Riau tercatat sebesar 705,68.
Selama tiga tahun terakhir, 2015 sampai 2017, angka PDRB memang flutuatif, dan pencapaian PDRB 2017 mengalami lonjakan yang sangat tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kalau pada 2015 PDRB ditargetkan 70,77, berhasil dicapai pada angka yang sama. Di 2016, PDRB Riau dipatok dengan target rendah, yaitu 70,60, dan berhasil dicapai pada angka 70,60.
Yang mengalami lonjakan tinggi di 2017, yaitu dipatok pada target 70,16, tercapai sebesar 70,81. "PDRB per kapita Riau sebesar 70,81 di 2017 jauh di atas PDRB per kapita nasional pada tahun yang sama, yang hanya sebesar 37,85,'' pungkas Rahmad. (adv)