RIAUMANDIRI.CO, JEREZ - Sebanyak 68.020 penonton menjadi saksi kemenangan Marc Marquez di Sirkuit Jerez, Spanyol, Ahad (6/5/2018) malam. Pembalap Repsol Honda tersebut unggul 5,2 detik dari Johann Zarco dan memimpin klasemen dengan 70 angka.
Kemenangan di Jerez, Marquez menyatakan, adalah cara terbaik untuk memulai optimismenya menjadi juara dunia musim ini. Balapan, lanjut dia, bukan tentang kecepatan, melainkan presisi dan kapan mengambil keputusan tepat.
Awalnya, Marquez sangat lihai memanuver lawan, tetapi hari itu ia menyadari sangat sulit menyalip Lorenzo. Menurut dia, aksi Lorenzo seperti Lorenzo yang lama, jarang mengerem, begitu lincah di tikungan.
"Tapi, saya sabar. Ketika saya melihat bannya mulai memburuk, sudah waktunya memimpin. Saya maju selangkah demi selangkah, kemudian melihat kesempatan. Ketika saya menyadari gap dengan pembalap di belakang saya sudah lebih dari dua detik, bahkan hampir enam detik, waktu itu saya tahu sesuatu buruk pasti terjadi," kata Marquez, dilansir dari Speedweek, Senin (7/5).
Jorge Lorenzo menyebabkan insiden kecelakaan dengan rekan setimnya Andrea Dovizioso dan Dani Pedrosa. Zarco dan Andrea Iannone yang berada di belakang memanfaatkan kesempatan tersebut hingga keduanya menginjak podium kedua dan ketiga. "Jorge adalah kejutan, Dovi juga. Semua orang kuat dan cepat di sesi latihan, namun di balapan adalah hal lain. Anda harus bisa mempertahankan ban untuk lebih dari 25 lap. Kemampuan mesin bisa berubah terkait ban. Anda harus menyesuaikan gaya balap Anda," katanya.
Baby Alien, julukan Marquez, hampir jatuh di lap 13 karena ada kerikil di lintasan bekas kecelakaan Tom Luthi. Saat itu, ia sedang memacu kecepatan 220-240 kilometer (km) per jam.
Marquez mengaku terlambat menyadari ada kerikil di lintasan. Mesin sedang kencang dan ia pun harus menahan diri. "Setelah itu saya berkata pada diri sendiri, oke, saya harus memenangkan perlombaan ini sebab seseorang tak ingin saya tetap di atas motor saya," katanya.
Sumber : Republika.co.id