RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ekonom Rizal Ramli mengungkapkan kekhawatiran dengan kompetisi politik belakangan ini yang lebih banyak diwarnai pencitraan, bukan kompetisi gagasan.
"Kalau kita tenggelam hanya dengan politik kompetisi pencitraan, mohon maaf sulit untuk kita jadi bangsa besar," kata Rizal Ramli saat bertemu Ketua MPR Zulkifli Hasan, di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/4).
Rizal mengharapkan kompetisi pencitraan perlu diubah kompetisi gagasan seperti yang dilakukan para tokoh-tokoh bangsa ini sebelumnya yang selalu menonjolkan gagasan.
Kalau seandainya Bung Karno, Bung Hatta, Sahrir, Agus Salim, ikut kompetisi politik hari ini, saya jamin kalah karena mereka nggak bisa
pencitraan," ujar Rizal Ramli.
Meski terjadi kompetisi diantara para tokoh-tokoh bangsa itu, ulas Rizal, hubungan kekeluargaan mereka, hubungan persahabatan mereka tetap terjalin dengan baik meski terjadi beda pendapat dan beda visi.
"Hubungan mereka erat sekali antara semuanya, antara tokoh Islam, tokoh nasionalis itu bisa terjalin persaudaraan yang bagus. "Kita harus belajar dari tokoh bangsa itu," kata Rizal.
Sedangkan dengan menonjolkan kompetisi pencitraan, kata Rizal, hanya akan melahirkan perpecahan bangsa ini. "Kalau hanya kompetisi pencitraan, buntutnya rakyat hanya dimainkan emosinya dan akhirnya bangsa kita bisa terbelah," kata Rizal Ramli.
Sementara itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengharapkan penyelenggaraan Pilkada, Pileg dan Pilpres bisa berkualitas dan ada konsep adu gagasan karena yang ikut berkompetisi antara anak negeri, bukan lawan orang lain tetapi sama-sama kader terbaik negeri ini.
"Oleh karena itu sebagai ketua MPR betul-betul Saya menginginkan jangan sampai publik, masyarakat pecah belah dua. Apalagi yang di sini merasa benar dan ada juga yang merasa paling benar, tentunya merah-putih kita bisa koyak," kata Zulkifli.
Reporter: Syafril Amir
Editor: Rico Mardianto