RIAUMANDIRI.CO - Anak-anak paling doyan makan mi instan karena bikin nafsu makannya bertambah. Tapi orangtua harus pintar menyiasati saat menyajikan hidangan menu itu.
Mi jadi salah satu bahan pangan tinggi karbohidrat selain nasi. Siapapun jika diberikan makan mi pasti tidak menolak, apalagi pakai tambahan bumbu penyedap yang bikin rasanya jadi gurih.
Namun, umumnya olahan mi yang disukai anak-anak yakni mi dengan kemasan instan. Mi itu akan mudah dimasak dalam waktu singkat. Tapi sayang, kalau terus-menerus dikonsumsi pasti bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak-anak.
Nah, untuk menghindarinya, Ahli Gizi Pangan Prof Hardinsyah mengatakan, anak-anak harus selalu diajarkan makan mi yang diolah tepat dan sehat. Saat ingin makan mi, harus ada pelengkap sayuran dan sumber protein, seperti daging cincang atau telur.
"Makan mi jangan disajikan polos. Jadi harus ada tambahan serat dari sawi, kol, kembang kol, atau wortel. Kalau tambah enak lagi, bisa ditambah telur atau potongan daging sebagai sumber protein," ujarnya Jumat (27/4/2018).
Dia menegaskan, mi instan memang tidak boleh dimakan dengan porsi berlebihan. Frekuensi makannya pun harus ada jeda alias tidak boleh setiap hari.
Makan mi memang sah sebagai pengganti nasi jika bosan. Tapi catatannya, jika anak-anak ingin menyantap mi harus ada tambahan kombinasi nutrisi lain.
"Makan mi harus dilengkapi dengan zat gizi lain. Prinsipnya meniru budaya orang China dan Jepang yang menjadikan mi sebagai makanan utama itu boleh," tambahnya.
Malahan saking doyan makan mi, anak-anak memintanya sebagai menu sarapan. Ahli nutrisi dari Institut Pertanian Bogor itu tidak melarang sama sekali kalau anak-anak pilih menu mi. Asalkan dimasak dengan cara sehat dan kandungan nutrisinya seimbang.
Untuk anak-anak yang gemuk misalnya, butuh sarapan dengan kandungan serat yang lebih. Jadi, kalau anak-anak mau sarapan dengan mi harus diperbanyak sayur sebagai sumber serat.
"Fungsi serat ini bisa memperlambat meningkatnya gula darah sehingga tidak terjadi lonjakan. Semakin banyak serat memperlambat penyerapan gula," tambahnya.
Dia berpesan kepada orangtua, ketika anaknya meminta untuk makan mi jangan ditolak. Daripada nantinya anak enggan sarapan, yang pasti membuat perutnya lapar dan tidak fokus belajar di sekolah.
"Makan mi untuk sarapan boleh, tapi jangan sering-sering. Kan menu sarapan orang beda-beda. Kalau ditolak cuma gara-gara minta mi, anak jadi malas sarapan dan enggak konsentrasi belajar," bebernya.
Editor: Nandra F Piliang
Sumber: Okezone