RIAUMANDIRI.CO, TEMBILAHAN - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Mahasiswa Inhil (APMI) mengelar aksi unjuk rasa di Halaman Kantor Bupati Kabupaten Indragiri Hilir, Selasa (17/4/2018). Mereka meminta pemerintah memperhatikan nasib petani kelapa yang kehidupannya semakin hari semakin mengkahwatirkan seiring terus menurunnya harga jual Kelapa.
Korlap Aksi yaitu M Husaini, Riska Agung, Fiqri, Iqbal menyampaikan aspirasinya untuk bertemu Pj. Bupati Inhil dan mendesak Pemerintah Kabupaten Inhil agar harga kelapa bisa kembali membaik.
"Kami dari mahasiswa perwakilan petani kelapa Inhil siap memperjuangkan dan menyuarakan agar pemerintah daerah mencarikan solusi agar harga kelapa bisa normal kembali," sebut Fiqri saat berorasi meminta Pjs Bupati Inhil Rudiyanto hadir dihadapan mahasiswa tersebut.
Namun, Pjs Bupati Inhil tidak berada di tempat, diketahui sedang berangkat ke Jakarta. Selanjutnya, gabungan aksi damai tergabung dari Aliansi Pemuda Mahasiswa Inhil (APMI), Seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa UNISI Tembilahan, Ormas Gerakan Peduli Petani Kelapa Inhik (GPPKI), Ormas Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ormas Bengkel Kreasi, disambut oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kab. Inhil, Drs. H. Afrizal, MP akan tetapi massa aksi tidak mau menerimanya.
Hingga pukul 10.50 WIB, dikarenakan Pjs Bupati Inhil tidak kunjung datang dan massa aksi tidak puas dan tidak percaya bahwa Pj. Bupati Inhil tidak berada di tempat, sehingga 6 (enam) orang perwakilan aksi damai diberikan izin untuk masuk kedalam Kantor Bupati dan memastikan ada tidaknya Pj. Bupati Inhil di tempat.
Setelah Perwakilan Massa Aksi memastikan bahwa Pjs Bupati Inhil tidak berada di tempat, kemudian Massa Aksi meluapkan kekecewaannya dengan melakukan pembakaran ban di Halaman Kantor Bupati Inhil dan mengancam akan kembali melakukan Aksi Damai dengan massa yang lebih besar.
Sementara itu, Asisten II (Dua) bidang administrasi umum Sekretariat Daerah Kabupaten Inhil Afrizal menjawab, turunnya harga kelapa saat ini merupakan imbas dari mekanisme pasar yang terjadi.
"Bukan keinginan kita, ada mekanisme pasar. Fluktuasi harga kelapa itu ditentukan oleh supply dan demand dari komoditas kelapa itu sendiri," kata Afrizal seusai menyambut kedatangan massa aksi di halaman Kantor Bupati Kabupaten Inhil, Tembilahan, Selasa (17/4/2018) siang.
Menurut Afrizal, di pasar dunia, berdasarkan laporan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Inhil, harga memang sedang mengalami penurunan. Lebih lagi, saat ini, Thailand selaku produsen dan ekportir komoditas kelapa tengah memasuki masa panen.
"Kondisi saat ini, permintaan itu yang berkurang. Tapi, hari ini tadi, informasi terbaru yang Saya dapat harga kelapa tipe A sudah mulai merangkak naik pada level Rp 1800, -. Artinya ini sudah ada pergerakan ke arah yang positif bagi petani kelapa kita" ungkap Afrizal.
Sebagai langkah pro aktif, Afrizal mengatakan, Pemerintah Kabupaten Inhil melalui instansi terkait telah melakukan pemantauan ke lapangan, khususnya kepada para pedagang pengumpul kelapa. Dari hasil pemantauan, lanjutnya, memang harga komoditas kelapa sedang mengalami penurunan.
Dalam aksi kali ini, para mahasiswa yang berasal dari beberapa elemen organisasi kemahasiswaan menuntut peran Pemerintah dalam pengambilan kebijakan stabilisasi harga.
Menurut para demonstran, harga kelapa saat ini sangat memprihatinkan bahkan cenderung menyengsarakan masyarakat yang berprofesi sebagai petani kelapa.
Sebagaimana yang terlihat pada saat aksi demonstrasi berlangsung, para demonstran yang sedikitnya berjumlah 70 orang tersebut berusaha merangsek masuk ke Kantor Bupati untuk menemui Penjabat Bupati Kabupaten Inhil, Rudyanto.
Namun sayangnya, Penjabat Bupati Kabupaten Inhil, Rudyanto tidak dapat ditemui karena sedang dalam perjalanan dinas ke luar kota.
Mendengar Penjabat Bupati Kabupaten Inhil sedang tidak berada di tempat, massa aksi pun tidak serta merta percaya begitu saja dan tetap memaksa untuk bertemu serta menolak sambutan oleh Asisten II (Dua) Sekretariat Daerah Kabupaten Inhil, Afrizal yang mewakili Penjabat Bupati Kabupaten Inhil saat itu.
Setelah bernegosiasi dengan pihak pengamanan, sejumlah perwakilan demonstran akhirnya diperbolehkan untuk memastikan sendiri keberadaan Penjabat Bupati Kabupaten Inhil di ruangannya.
Akhirnya, para perwakilan demonstran pun masuk dan menemukan bahwa Penjabat Bupati Kabupaten Inhil memang sedang tidak berada di tempat.
Aksi demonstrasi yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut diakhiri dengan bubarnya massa aksi diiringi dengan nyanyian serentak lagu patriotik 'Ibu Pertiwi'.
Reporter: Ramli Agus
Editor: Nandra F Piliang