RIAUMANDIRI.CO, BONAI DARUSSALAM - Empat Desa di Provinsi Riau, Desa Bonai, Desa Kasang Padang Rokan Hulu, Desa Siarang-arang dan Desa Putat di Rokan Hilir, kini mulai terancam ekonominya karena kapal feri penyeberangan akan ditarik oleh manajemen PT Chevron.
Menyikapi hal itu, ratusan masyarakat yang berada di Kecamatan Bonai Darussalam, menggelar aksi unjuk rasa penolakan penarikan kapal feri oleh perusahaan itu. Dari hasil mediasi, PT Chevron yang awalnya tampak kekeh menarik feri miliknya dari tempat penyeberangan di Bonai Darussalam, akhirnya melunak.
Hal itu disampaikan Camat Bonai Darussalam, Sutyono kepada Riaumandiri.co, Senin (2/4). Menurut Suyatno, hasil pertemuan dengan pihak manajemen PT Chevron dengan masyarakat membuahkan hasil, dimana manajemen PT Chevron sedikit mengalah dan mengundur waktu penarikan feri penyeberangan miliknya itu.
“Dalam pertemuan tadi siang, disepakati bahwa penarikan feryi akan dilakukan setelah ditinjau oleh Dinas Perhubungan. Nah, untuk kelancaran penyeberangan, Feri tetap dioperasikan seperti biasa,” terang Sutyono menceritakan sedikit hasil mediasi antara PT Chevron dan masyarakat Desa Bonai Darussslam, Senin (2/4) kemarin.
Tuntutan masyarakat dalam aksi kemarin siang itu, jika manajemen PT Chevron memaksa untuk menarik feri miliknya, manajemen perusahaan wajib mengganti dengan armada lain, karena feri penyeberangan tersebut merupakan salah satu akses petani dalam mengangkut hasil taninya.
Baca Sebelumnya: Warga Bonai Darussalam Berunjuk Rasa, Protes Penarikan Feri Penyeberangan Oleh Chevron
Kemudian, jika PT Chevron tidak menggantikannya, masyarakat tidak keberatan dengan sarat feri penyebrangan akan dikelola langsung oleh masyarakat. PT Chevron pun tidak akan diijinkan untuk melintas.
“Sudah enam tahun saya menjadi Kepala Desa Bonai ini, saya tidak pernah melihat ada bantuan PT Chevron kepada masyaraka, baik itu bangunan fisik maupun lainnya. Justru itu, masyarakat disini (Desa Bonai) kurang suka dengan PT Chevron,” ujar Kades Bonai, Rais AM.
Menurut Rais AM, usulan pembangunan jembatan tersebut sudah disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Riau, melalui Pemda Rohul. Kalau tidak ada halangan jembatan penyeberangan di daerah tersebut akan dibangun pada tahun 2019 mendatang.
“Tahun 2019, jembatan penyeberangan akan dibangun Pemerintah Provinsi Riau. Nah, setelah pembangunan jembatan ini nantinya selesai, kami pun berharap supaya PT Chevron pergi dari Bonai,” tegas Kades.
Dalam aksi unjuk rasa masyarakat kemarin, tidak ada bentrok fisik dan dalam pengawasan pihak kepolisian dari Polsek Bonai Darussalam yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Bonai Darussalam, IPTU. Rija Affyandi SH.
Reporter: Agustian
Editor: Nandra F Piliang