RIAUMANDIRI.CO, Bonai Darussalam - Warga masyarakat Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu menggelar aksi unjuk rasa, Senin (2/4/2018). Aksi ini sebagai protes kepada Manajemen PT Chevron yang menarik kapal Feri penyeberangan milik persuahaan di Sungai Rokan Kiri, Dusun 1 Jurong, Desa Bonai tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada masyarakat.
Untuk diketahui, Feri penyeberangan milik PT Cevron itu merupakan salah satu akses alternatif masyarakat di empat Desa dan dua Kabupaten, yakni Kabupaten Rohul dan Kabupaten Rohil, untuk mengangkut hasil panen masyarakat.
Warga merasa bahwa jika Feri penyeberangan tersebut ditarik kembali oleh PT Cevron, maka ekonomi masyarakat di empat Desa, yakni Desa Bonai, Desa Kasang Padang Rohul, Desa Siarang-arang, Desa Putat Kabupaten Rokan Hilir, akan terganggu karena sebagian besar perkebunan petani berada di seberang sungai Rokan Kiri, Dusun 1 Desa Bonai, Rohul.
Dari pantauan riaumandiri.co, dalam aksi tersebut tidak ada bentrok fisik, karena dalam pengawasan pihak kepolisian dari Polsek Bonai Darussalam yang dipimpin langsung oleh Kapolsek IPTU. Rija Affyandi SH. Di lokasi juga terlihat Camat Bonai Darussalam Setiyono, Kades Bonai Rais AM, Danramil Bonai diwakili Babinsa Desa Bonai Peltu Sitepu.
Namun, dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan warga sejak pukul 07. 30 WIB itu sempat terhenti ketika Kapolsek Bonai Darussalam mencoba memediasi dengan cara menghubungi pihak manajemen PT Chevron via telepon selulernya.
Diujung telepon seluler Kapolsek Bonai Darussalam,yang saat itu diperdengarkan kepada masyarakat, Manajemen PT Chevron bersedia menghadiri pertemuan dengan warga yang dijadwalkan pada pukul 14.00 tadi.
"Kehadiran kita di sini untuk mengamankan sekaligus memediasi. Dan kita sempat mencoba menghubungi pihak Chevron via telpon, dan sepertinya manajemen kekeh menarik Feri miliknya dengan alasan sudah sesuai SOP. Namun untuk pertemuan dengan warga manajemen berjanji akan hadir pada pukul 14.00 wib," terang Kapolsek Bonai Darussalam, IPTU. Rija Affyandi SH.
Jefriman, salah seorang tokoh masyarakat yang ditemuai disela-sela aksi menyampaikan bahwa tuntutan warga terhadap PT Chevron masih dibatas kewajaran dan tidak berlebihan. Yakni, jika Feri penyeberangan itu ditarik, warga meminta supaya diganti dengan Fery penyeberangan lain. Soalnya, jika Feri penyeberangan ditarik maka masyarakat di empat desa akan menderita karena tidak ada akses untuk mengangkut hasil tani milik masyarakat.
"Sedangkan alternatif lainnya yakni, apabila PT Chevron memaksakan kehendak untuk menarik Feri penyeberangan miliknya, kami meminta supaya akses pengelolaan penyeberangan diserahkan kepada masyarakat untuk dikelola langsung oleh masyarakat, dengan sarat pihak PT Cevro, tidak bisa melaluinya lagi," tegas Jefriman, yang diamini ratusan warga.
Sejak berita ini diturunkan, hingga pukul 14.00 WIB pihak manajemen PT Chevron belum juga tiba menghadiri pertemuan dengan warga.
Reporter: Agustian
Editor: Nandra F Piliang