RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau mengaku sejak awal tahun 2018 telah mengajukan penambahan kuota premium sebesar 10 persen dari kuota tahun 2017 yang lalu. Namun sayangnya sampai saat ini belum ada jawaban pasti dari pihak Pertamina, bahkan untuk program tukar guling BBM jenis Premium ke Pertalite juga tidak pernah dikoordinasikan dengan pemerintah.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Indra Agus mengatakan, selain pengajuan penambahan 10 persen kuota Premium, pihaknya juga mendesak pihak Pertamina untuk menyalurkan kuota premium tahun lalu yang belum tersalurkan 100 persen.
"Kuota tahun 2017 yang lalu saja baru 68 persen yang disalurkan oleh Pertamina untuk wilayah Riau, belum mencapai 100 persen. Dan tahun ini kita kembali mengajukan penambahan kuota premium 10 persen. Ada penegasan dari Kementerian dan SKK Migas untuk menambah kuota bagi Riau ke Pertamina," ujar Indra.
Ditegaskan Indra, terkait dengan mulai langkanya Premiun dan Solar di wilayah Riau, selama ini pihak Pertamina tidak pernah berkoordinasi dengan Pemprov dalam penyaluran ke SPBU. Termasuk rencana Pertamina yang akan menukar gulingkan BBM jenis Premium ke Pertalite.
"Yang jelas Pertamina tidak ada mensosialisasikannya kepada kita, termasuk ke masyarakat. Mereka ingin menukar gulingkan Premium ke Pertalite, agar lebih baik dan ramah lingkungan. Tapi belum terserap di wilayah Riau, mereka tidak ada mensosialisasikannya," jelas Indra.
"Termasuk saat mereka menaikkan harga Pertalita dalam sebulan bisa dua kali naik. Pertamina belum mensosialisasikan, yang menerapkan harga pertamina. Pertamina tidak ada koordinasi penetapan dari mereka makanya mereka naikkan dua kali, SPBU jadi korban karena menjadi sasaran," tambah dia.
Lebih jauh dikatakannya, Pemerintah untuk menaikkan sesuatu harga saja berfikir dua kali, karena dampaknya langsung ke masyarakat, apalagi BBM sudah menjadi bahan pokok bagi masyarakat dalam menjalankan aktifitas.
"Pemerintah aja naikkan mikir-mikir. Anehnya cuma kita yang bergejolak. Riau yang terlambat mensosialisasikan peralihan dari premium ke pertalite, karena kurangnya sosialisasi dari Pertamina. Kalau masyarakat taunya kan pemerintah, seharusnya pertamina yang lebih mensosialisasikannya," tutup Indra.
Reporter: Nurmadi
Editor: Nandra F Piliang