RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani dinilai cuma modal batok kepala dalam menjalankan tugasnya sebagai Menkeu.
Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Anwar Nasution menilai Sri lebih banyak meminta sedekah untuk mendapat utang dari luar negeri.
Hal ini menurut Anwar terlihat dari kepemilikan surat utang yang banyak dipegang oleh asing. Bahkan target rasio terhadap penerimaan produk domestik bruto (PDB) atau tax ratio Indonesia tahun 2018 sebesar 11 persen. Anwar menilai target itu terlalu kecil sehingga pemerintah mengalami kekurangan dana untuk mengelola Indonesia.
"Sri Mulyani modalnya cuma batok kelapa. Minta sedekah ke seluruh dunia," ujar Anwar saat menghadiri peluncuran laporan perekonomian Indonesia 2017 yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), Rabu (28/3).
Lebih lanjut, Anwar menilai kebijakan pengampunan pajak juga tidak efektif dalam menerima penerimaan pajak. Anwar membandingkan dengan Singapura yang getol mengejar pajak. Menurut Anwar, Sri Mulyani lembek terhadap para penunggak pajak
"Tax Amnesty itu hanya untuk mengampunkan orang yang tidak bayar pajak. Coba di Singapura satu sen pun dikejar sama kantor pajak," ujarnya.
Tidak sampai disitu, Sri Mulyani dinilai tidak memperhatikan perbaikan tax ratio agar Indonesia tak terlalu banyak mengandalkan utang.
"Dari sisi pajak sudah 73 tahun merdeka tax ratio hanya 11 persen. Seharusnya ini yang mesti kita perbaiki," jelas mantan Ketua BPK ini.
Editor: Nandra F Piliang
Sumber: rmol.co