RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Calon Gubernur Riau nomor urut 4, H Arsyadjuliandi Rachman, melaksanakan kampanye dialogis di seputaran Kecamatan Siberida, Indragiri Hulu, Selasa (27/3/2018).
Masih ada kisah yang tercecer dan sayang jika tidak dikabarkan agar dapat diambil hikmahnya. Andi Rachman sebelum Magrib sempat menyambangi kantor Desa Seresam. Andi Rachman sempat terkesima sebentar. Pasalnya, arsitekturnya unik karena mengingatkan dengan gedung Istana Negara.
"Luar biasa di desa di daerah, ada kantor desa yang dibangun megah. Arsitekturnya itu lho mirip istana negara," ujarnya yang mampir ke Kantor Desa Seresam ditemani anggota DPRD Riau Fraksi Golkar daerah pemilihan Indragiri Hulu dan Kuansing, Yulisman.
Selepas berfoto untuk kenangan, Andi Rachman dan rombongan salat Magrib di mesjid setempat. Usai magriban, rencananya rombongan akan langsung bertolak ke Belilas untuk melaksanakan kampanye dialogis.
Tapi kemudian mobil yang ditumpanginya menepi tiba-tiba. "Lapar saya, minggir dulu, tuh ada pecel lele, makan dulu kita," ujar Andi Rachman yang berpasangan dengan Bupati Rokan Hilir non-aktif Suyatno ini.
Andi Rachman pun memesan makan. Ternyata Mas Simin sang penjual pecel lele juga menjual tahu dan ayam kampung goreng.
"Saya minta ayam kampung, pahanya ya mas dan tahu gorengnya ya," ujarnya.
Andi Rachman pun makan dengan lahap. Di sebelahnya ada tiga orang pemuda berkemeja rapi turut makan di warung pecel lele sederhana tersebut.
Ternyata mereka bekerja di salah satu bank swasta yang sedang menawarkan pembiayaan kredit mikro untuk warga pedesaan.
Menurut para pemuda ini, nasabah mereka ada 2.000 orang untuk desa-desa di Inhil. Prospeknya cukup menjanjikan terutama untuk desa eks transmigrasi. Perekonomiannya menggeliat.
"Siap Pak, Insya Allah saya bantu agar nasabah saya pilih bapak, nomor empat ya pak. Saya terkesan dengan kesederhanaan Bapak. Apalagi saat kita makan tadi, Bapak banyak cerita program-program yang pro rakyat kecil," ujar Niko salah satu pemuda tersebut.
Usai makan, mereka tak lupa berswa foto. Kegiatan yang bagi Niko dan rekannya sebagai momen yang berharga. (rls)
Editor: Rico Mardianto