RIAUMANDIRI.CO - Ada sisi menarik dari pesta demokrasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau tahun 2018 yang akan dilaksanakan 27 Juni mendatang. Ada dua sosok sahabat yang akan saling “berperang” memperebutkan simpati masyarakat untuk menjadi pemimpin Bumi Lancang Kuning lima tahun ke depan.
Keduanya adalah Syamsuar yang merupakan calon Gubernur berpasangan dengan Edi Afrizal Natar Nasution, dan Suyatno calon Wakil Gubernur yang bergandengan dengan incumbent Arsyadjuliandi Rahman.
Syamsuar dan Suyatno pernah sama-sama meniti karir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemkab Bengkalis tahun 80-an, sampai kemudian Syamsuar pindah ke Kabupaten Siak. Sedangkan Suyatno
hijrah ke Kabupaten Rokan Hilir. Kabupaten Siak dan Rohil sendiri merupakan dua daerah hasil pemekaran kabupaten induk Bengkalis tahun 2001.
Ketika keduanya masih bertugas di Pemkab Bengkalis, Syamsuar pernah menjabat Kepala Bagian Perlengkapan di Sekretariat Daerah, sementara Suyatno merupakan kepala Sub Bagian (Kasubag) Perlengkapan, yang notabene Syamsuar pernah menjadi atasan Suyatno selama beberapa tahun.
“Saya sebelum pindah bertugas ke Siak ataupun Kabupaten Bintan, pernah bertugas di Pemkab Bengkalis. Saat saya menjabat Kepala Bagian Perlengkapan Setdakab Bengkalis, Pak Suyatno yang sekarang maju sebagai Cagubri merupakan bawahan saya sebagai Kasubag di Bagian Perlengkapan. Kami sudah kenal dan berkawan lama, tapi pada Pilgub tahun ini, saya maju sebagai Cagub, Pak Suyatno sebagai Cawagub dengan pasangan berbeda,” ujar Syamsuar.
Kisah pertemanan dan hubungan kerja Syamsuar dan Suyatno dipaparkan Syamsuar di hadapan masyarakat Desa Pambang Baru, Kecamatan Bantan,nBengkalis saat kampanye dialogis pada akhir pekan lalu. Proses demokrasi yang terjadi membuat keduanya harus berpisah haluan, meski sebelumnya sama-sama menjabat sebagai bupati ditempat berbeda, namun keduanya punya histori di masa lalu.
Uniknya lagi, kedua tokoh Pesisir ini ketika hijrah dari Bengkalis, Syamsuar sempat menjadi Wakil Bupati Siak periode 2001-2006, yang dipimpin Bupati Arwin AS yang juga merupakan putra Bengkalis. Sedangkan Suyatno, sejak tahun 2006 sampai 2013 menjadi Wakil Bupati Rokan Hilir hampir dua periode dengan bupatinya Anas Makmun yang juga pernah menjadi Ketua DPRD Bengkalis. Suyatno menggantikan Anas sebagai bupati tahun 2013 hingga sekarang begitu Anas memenangi pemilihan Gubernur Riau.
Syamsuar kemudian berhasil memenangi Pilkada Siak tahun 2011 sebagai orang nomor satu berpasangan dengan Alfedri. Kemudian pada Pilkada tahun 2016 untuk kedua kalinya Syamsuar kembali terpilih menjadi bupati juga berpasangan dengan Alfedri.
Suyatno pada Pilkada tahun 2006 maju sebagai Cawabup Rohil berpasangan dengan Anas Makmun dan berhasil meraih suara terbanyak. Tahun 2011, Suyatno kembali rela menjadi “orang nomor dua” berpasangan lagi dengan Anas Makmun, dan kembali memenangi Pilkada di Rohil.
Suyatno dan Andi Rahman
Sejak tahun 2016, kedua kawan lama ini sama-sama menjadi bupati, satu di Siak satunya lagi di Rohil. Suyatno menjadi bupati di Rohil, yang tidak lain merupakan kampung halaman Syamsuar, dimana Suyatno sebelumnya dua periode menjabat wabup disana. Dan hebatnya, kedua orang ini saat jadi pemimpin tetap setia dengan pasangannya selama dua periode.
“Pak Syamsuar dan Pak Suyatno ini patut dijadikan contoh proses pembelajaran berdemokrasi, meskipun sekarang keduanya harus bersaing merebut simpati rakyat Riau. Syamsuar, dua periode menjabat bupati tetap memakai Alfedri sebagai Wabupnya, sedangkan Suyatno dua periode rela menjadi orang nomor dua-nya Anas Makmun,” ujar Zulkarnaen salah seorang warga Kota Bengkalis memberi apresiasi terhadap keduanya.***
Reporter: Usman
Editor: Nandra F Piliang