RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi dibuka pada level Rp13.758 per dolar AS. Ini menguat tipis dibanding posisi sebelumnya Rp13.760.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, masih adanya sentimen mengenai terjadinya potensi perang dagang akibat kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump menahan laju dolar AS untuk terapresiasi terhadap sejumlah mata uang Asia, termasuk Rupiah.
"Kebijakan Amerika Serikat itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat," katanya di Jakarta, Jumat (16/3/2018).
Kendati demikian, dia mengatakan, penguatan Rupiah relatif terbatas seiring kuatnya peluang The Fed menaikkan suku bunganya pada pekan depan dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
Di sisi lain, lanjut dia, data neraca perdagangan Indonesia yang kembali mencatatkan defisit turut mempengaruhi psikologis pelaku pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia selama Februari 2018 tercatat defisit sebesar USD0,12 miliar atau sekitar Rp1,6 triliun (kurs Rp13.700).
Selain itu, dia menambahkan, pelaku pasar uang juga dibayangi sentimen dari utang luar negeri Indonesia (ULN) yang naik pada Februari 2018 ini. Namun, utang yang digunakan untuk pembiayaan produktif diharapkan dapat menjaga fundamental ekonomi Indonesia tetap kondusif.
Sumber: Okezone
Editor: Nandra F Piliang