RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan siap maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2019 menantang Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Rizal menyinggung masalah ketimpangan demokrasi dan ekonomi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir.
"Demokrasi hanya bisa bermanfaat jika disertai dengan keadilan. Saat ini banyak sekali ketidakadilan, hukum sering dijadikan alat kekuasaan. Tugas kita semua untuk mengubah, sehingga keadilan dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia," ujar Rizal saat jumpa pers di kediamannya, Jl Bangka IX Nomor 49, Jaksel, Senin (5/3/2018).
Menurut dia, demokrasi selain dijadikan alat oleh penguasa, demokrasi juga hanya memakmurkan kalangan elit saja, bukan rakyat secara keseluruhan.
"Saya ulangi, demokrasi hari ini tidak bawa kemakmuran kecuali untuk kalangan elite. Kami ingin ubah demokrasi agar bawa kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Rizal juga menyinggung kondisi perekonomian di Indonesia yang stagnan di angka 5%. Rizal optimistis pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa tumbuh di angka 10% pada 2019-2024.
"Selama 3 tahun terakhir, ekonomi Indonesia stagnan di 5%. Dengan potensi alam yang sangat besar dan rakyat yang rajin dan ingin bekerja. Kami yakin ekonomi Indonesia bisa kita tingkatkan tumbuh di atas 10% di tahun 2019 ke tahun 2024," tuturnya.
Rizal mengaku siap memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik. "Saya siap untuk memimpin Indonesia agar lebih baik, lebih adil, dan lebih makmur. Semenjak mahasiswa, sejak 40 tahun yang lalu, Rizal Ramli di luar sistem, di dalam sistem, terus berjuang agar bangsa Indonesia lebih sejahtera," jelasnya.
Rizal menegaskan, kesiapannya menjadi capres 2019 bersama kontestan lainnya seperti Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. "Saya siap jadi capres 2019, bismilah kun fayakun (jika Tuhan berhendak)," tandas Rizal.
Rizal Ramli yang akrab disapa RR adalah mantan Menko Perekonomian dan Kepala Bulog era Presiden Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) dan Menko Kemaritiman era Presiden Jokowi.
RR yang dikenal sebagai tokoh yang menerapkan ekonomi kerakyatan, belakangan memang kerap melakukan blusukan dan safari politik. Tokoh yang dekat dengan NU-Muhammadiyah ini pernah jadi penasihat ekonomi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Reporter: Irawan Surya
Editor: Rico Mardianto