RIAUMANDIRI.CO, PASIR PENGARAIAN - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pasir Pengaraian, Rokan Hulu, hingga kini belum menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium karena keributan antara pemilik ruko dengan pemilik kendaraan yang antre di kawasan SPBU Pasir Pengaraian beberapa waktu lalu.
Alasan lainnya, manajemen SPBU tidak menjual premium lagi yakni soal ketersediaan tangki penampung premium yang sangat minim. Pihak SPBU beralasan, jika tangki yang ada saat ini digunakan untuk premium maka BBM jenis pertalite atau pertamax tidak dapat dipasarkan karena kekurangan tangki.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Rohul, Sariaman saat berbincang dengan Riaumandiri.co Jumat (2/3/2018) lalu di ruang kerjanya.
Dikatakannya, untuk mengatasi keadaan tersebut, dari hasil koordinasi dengan pihak manajemen SPBU Pasir Pengaraian, BBM jenis premium terpaksa dipindahkan ke SPBU Simpang Kumu, Kecamatan Rambah Hilir.
Sementara tangki yang ada di SPBU Pasir Pengaraian terpaksa diisi dengan pertalite. “Menimbang harga BBM jenis pertamax sedikit mahal, maka pihak manajemen SPBU membuat kebijakan dengan menjual BBM jenis pertalite saja,” terang Sariaman.
Ditambahkan Sariaman, antrean panjang yang terjadi di SPBU Pasir Pengaraian disebabkan premium yang disuplai pihak Pertamina hanya 8000 liter. Menurutnya jumlah ini tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Untuk memenuhi kebutuhan BBM jenis premium masyarakat di SPBU Pasir Pengaraian, paling sedikit 16.000 liter per hari. Jika kuota ini terpenuhi bisa dijamin antrean panjang di kawasan SPBU tidak terjadi,” terang Sariaman.
Ditanya soal pengawasan Diskoperindag terhadap SPBU yang menjual premium melalui jerigen, kata Sariaman, hal itu dilarang karena melanggar aturan. Menurutnya, jika pihaknya menemukan ada SPBU menjual BBM subsidi jenis premium per jerigen akan dilaporkan ke Pertamina.
"Memang masih ada SPBU yang jual premium lewat jerigen dengan cara sembunyi-sembunyi, kalau kedapatan kita laporkan ke Pertamina,” tandas Sariaman.
Reporter: Agustian
Editor: Rico Mardianto