RIAUMANDIRI.CO, TAMBUSAI - Suasana religi, khusyuk dan penuh doa-doa mewarnai silaturahmi calon Gubernur Riau, Dr H Firdaus, ST, MT ke Surau Suluk Tareqat Naqsabandiyah, Dusun Kuala Tambusai, Desa Sungai Kumango, Kecamatan Tambusai, Rokan Hulu, Ahad (25/2/2018) malam.
Kedatangan calon pemimpin Riau itu disambut Tuan Guru Suluk Thareqat Naqsabandiyah, jamaah Tareqat Naqsabandiyah, para Khalifah, Mursyid Suluk Benteng Tujuh Lapis, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Suasana penuh khidmat kemudian terasa saat doa bersama serta zikir dipimpin oleh Khalifah Bukhari. Segenap jamaah terlihat khusyuk saat melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Tahlil, tahtim dan zikir menggema bersahut-sahutan. Nuansa religi sangat terasa sekali. Apalagi ketika mendengar bait-bait doa yang dipanjatkan.
Calon Gubernur Riau Dr H Firdaus, MT dan rombongan yang mendampingi juga tampak begitu khusyuk mengamini bait demi bait doa, termasuk untuk keberhasilan Walikota Pekanbaru nonaktif itu menjadi orang nomor satu di Tanah Melayu Riau ini. Wajah Firdaus terlihat tertekuk di antara dua tangannya yang tengadah mengamini doa-doa tersebut.
Sebelumnya Kepala Dusun Kuala Tambusai, Arman dalam kata pengantarnya menyambut rombongan, memperkenalkan sosok Dr H Firdaus, ST, MT kepada jamaah Tareqat Naqsabandiyah. Selain itu juga disampaikan mengenai maksud dan tujuan kedatangan.
"Beliau datang bertamu ke tempat kita untuk bersilaturahmi. Sebagaimana kita ketahui, Pak Firdaus merupakan salah seorang calon Gubernur Riau berpasangan dengan Rusli Effendi. Kesempatan ini sekaligus ingin minta doa kepada jamaah Tareqat Naqsabandiyah," ujar Amran.
Sementara Dr H Firdaus, ST, MT dalam sambutannya, lebih banyak bercerita tentang silsilah keluarganya. Termasuk menyampaikan sejak kecil sudah tidak asing lagi dengan amalan Naqsabandi.
"Sejak kecil orang tua menanamkan nilai agama yang kuat. Melalui Alquran yang ada di rumah, saya sering membaca cara-cara berzikir dan lainnya. Saya bersyukur dilahirkan di keluarga serta lingkungan yang taat," ungkap Dr H Firdaus.
Lebih lanjut disampaikan Dr H Firdaus, dirinya juga bagian dari keluarga besar suluk. Bersama Tuan Guru Abu Bakar Pontong Tangan pernah ikut bersama mendirikan surau suluk.
"Bentuk bangunannya lebih kurang sama dengan surau suluk ini," sebut Dr Firdaus.
Selain bercerita tentang asal usul daerah, Dr H Firdaus juga menceritakan perjalanan karirnya di dunia birokrasi. Selama 32 tahun ikut terlibat dalam program pembangunan di Provinsi Riau. Terutama pembangunan sejumlah infrastruktur jalan, jembatan dan lainnya.
"Berbekal pengalaman itu, hari ini saya ingin memberikan pengabdian bagi Bumi Lancang Kuning ini. Menjadi Gubernur atau pemimpin itu hakikatnya adalah pelayan masyarakat. Saya mohon doa restu dan didoakan oleh segenap jamaah Tareqat Naqsabandiyah," ujar Dr H Firdaus, ST, MT. (rls)