RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Badan Restorasi Gambut (BRG) mengakui jika pihaknya belum bisa 100 persen mengantisipasi dan mencegah terjadinya kebakaran lahan di kawasan gambut, baik yang ada di Riau maupun di provinsi lainnya.
Dari keterangan Kepala BRG, Nazir Foead, mengatakan, program restorasi yang telah dijalani BRG di seluruh Indonesia sebanyak 14,9 juta hektare lahan gambut. Enam juta haktare lahan tidak terkelola dengan baik, termasuk di Provinsi Riau.
"Memang kita tidak bisa menyelesaikannya dalam dua tahun 100 persen. Target kita dalam lima tahun ini bisa terselesaikan 2 juta hektare. Jadi, kalau dua tahun ini terjadi kebakaran, ini kemungkinan selalu ada luas lahan yang sudah kering, masih 5 juta hektare lagi," ujar Nazir Foead, usai mengadakan rapat koordinasi bersama Pemprov Riau, Jumat (23/2/2018), di ruang Kenanga Kantor Gubernur Riau.
Foead menjelaskan, tahun lalu sebanyak 200 ribu hektare lahan diperbaiki. Dan untuk tahun ini kembali dilanjutukan perbaikan skat kanal yang dibangun tahun lalu. Menurutnya, perbaikan belum bisa menjamin tidak terjadinya kekaranan lahan. Untuk itu, ujar dia, pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya pencegahan kebakaran lahan.
"Tahun ini diperkuat skat kanal yang rusak, membuat sumur baru dan skat baru. Anggaran yang ada tahun ini baru bisa digunakan bertahap, kita juga tidak bisa menggunakan langsung. Dalam program restorasi gambut ini tidak bisa menjamin menaikkan air tidak bisa langsung satu tahun, butuh waktu membasahi lahan gambut agar tidak terbakar lagi," ungkapnya.
"Di lahan gambut yang airnya sudah tertahan dari skat kanal itu, ketika musim panas akan semakin turun dan tidak mungkin di titik 0 CM. Tapi, kebakaran yang terjadi di lahan yang terbakar tidak akan sampai ke bawah karena masih tertahan air," jelasnya.
Reporter: Nurmadi
Editor: Rico Mardianto