RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Sebanyak 29 adegan kasus pembunuhan sopir Go-Car Ardhie Nurswan diperagakan oleh 4 tersangka, yakni L, Vj, M dan F dari 6 pelaku di 5 tempat kejadian perkara (TKP), Senin (12/2/2018).
Keempat pelaku begitu tenang saat melakukan reka adegan. Dimulai dari perencanaan perampokan di rumah kosan Jalan Tritunggal hingga mereka melancarkan aksi dengan memulai memesan Go-Car di tempat karaoke Koro-koro Jalan HR Subrantas, Kecamatan Tampan.
Selanjutnya, di tempat karaoke itu korban datang menjemput empat orang pelaku dan korban diminta mengantar keempat pelaku ke PO Medan Jaya di Jalan Air Hitam. Di sana mereka berpura-pura memesan tiket bus. Saat ditanya ke petugas PO Medan Jaya ternyata tidak ada bus berangkat malam.
Mereka pun berbalik arah dan berhenti di bundaran yang tak jauh dari lokasi Po Medan Jaya tersebut. Di sana para pelaku keluar dan membeli rokok sembari beristirahat sejenak. Setelah menghabiskan sebatang rokok mereka lalu kembali masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanan.
Kepada korban, para pelaku minta diantar kembali ke tempat karaoke di mana mereka memesan Go-Car. Mobil meluncur melewati Jalan Arengka. Saat tiba di Jalan Arengka, tepatnya di depan sekolah Dharma Yudha, pelaku meminta korban berhenti dan saat itu para pelaku langsung melakukan aksinya.
Tepat di adegan ke-23, pelaku Vj memulai aksinya dengan menjerat korban dengan tali hingga putus dan membuat korban tak berdaya. Korban yang telah lemas lalu ditarik ke kursi tengah dan dihimpit serta dipukul hingga tak berdaya.
Aksi tersebut terhenti di adegan ke-29, di mana saat korban lemah tak berdaya akibat jeratan, himpitan serta pukulan yang dilakukan para pelaku, korban kemudian dibawa ke daerah Siak dan diikat di sebuah pohon. Rekonstruksi itu juga disaksikan keluarga korban.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Bimo Aryanto saat dikonfirmasi usai rekonstruksi mengatakan bahwa aksi perampokan tersebut telah direncanakan oleh para pelaku.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerangka manusia ditemukan di wilayah Kandis Kabupaten Siak pada 7 November 2017.
Temuan tengkorak tersebut mengarah pada hilangnya Ardhie yang diketahui bekerja sebagai sopir Go-Car. Keluarga korban yang datang ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau mengakui bahwa ada beberapa bukti sekunder seperti pakaian dan aksesoris lainnya yang mirip dengan milik korban Ardhie.
Polisi kemudian memastikan tengkorak tersebut dengan melakukan tes DNA dengan keluarga korban. Dalam prosesnya, penyidikan yang dilakukan tim dari Polresta Pekanbaru berhasil mendapatkan barang bukti mobil yang dipakai korban Ardhie.
Kapolresta mengakui bahwa 80 persen korban memang dibunuh dan identik dengan mobil yang ditemukan di Sumut. Namun demikian, polisi masih menunggu hasil tes DNA yang akan keluar dalam tiga hari ke depan.
Reporter: Anom Sumantri
Editor: Rico Mardianto