RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta merupakan calon presiden RI 2019-2024 versi Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA KAMMI).
Munculnya dua nama kader PKS itu berdasarkan hasil atau rekomendasi dari Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) KA KAMMI yang berlangsung di Jakarta selama dua hari, 3-4 Februari 2018.
"Keluarga Alumni KAMMI berbulat hati mencalonkan H. Fahri Hamzah yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI dan H.M Anis Matta untuk menjadi calon presiden Republik Indonesia dalam Pilpres tahun 2019," kata Sekjen KA KAMMI Rahman Toha dalam keterangannya, Minggu (4/2).
"Selanjutnya kami meminta kepada mereka berdua untuk terus berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk partai politik hingga proses pencalonan dan penetapan. Semoga Allah meridhoi upaya kita ini,” ulas Rahman Toha.
Alasan KA KAMMI menjagokan Fahri dan Anis di Pilpres 2019 nanti karena dinilai tokoh muda yang reformis. Fahri Hamzah dan Anis Matta adalah inisiator berdirinya KAMMI 20 tahun lalu (28 Maret 1998) yang merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang ikut berjuanng bersama tokoh reformis lainnya menumbangkan rezim Orde Baru.
Kemudian pada November 2016, bersama-sama para alumni KAMMI, Fahri Hamzah mendirikan wadah para alumni KAMMI yang telah berkarya di berbagai sektor dalam sebuah organisasi KA KAMMI. Fahri Hamzah kemudian diberikat mandat untuk memimpin sebagai Presiden KA KAMMI yang pertama.
Dalam Mukernas, KA KAMMI juga mengundang tokoh-tokoh untuk mengisi studium generale, diantaranya Rico Marbun dari lembaga riset Median, Ibnu Munzir (DPP Golkar) dan Mahfud Sidik (PKS) serta orasi kebangsaan oleh Anis Matta (mantan Presiden PKS).
Mukernas pertama KA KAMMI tersebut mengangkat tema besar “Indonesia Baru, Pemimpin Baru, Arah Baru Indonesia”. Ada tiga agenda penting yang dibahas yakni konsep dan arah baru Indonesia ke depan, calon presiden alternatif yang akan diusulkan kepada partai politik dan publik. Kemudian Pawai Kebangsaan sebagai cara organisasi dalam mengawal Indonesia Baru, Pemimpin Baru dan Arah Baru Indonesia, serta menghimpun semua kekuatan bangsa.
Dalam penutupan Mukernas, Fahri Hamzah menekankan bahwa yang dimaksud arah Indonesia baru yang dijadikan tema Mukernas adalah ke depan. “Arah Indonesia baru adalah kedepan. Bukan ke kiri. Pemimpin baru Indonesia haruslah yang secara sejarah, jiwa dan pikirannya menyatu dengan semangat reformasi 1998 ," tegas Fahri Hamzah.
“Kami berkumpul di sini sebagai upaya penyelamatan apa yang sudah dimulai dua puluh tahun lalu, pencapaian demokrasi yang sudah kita tempuh sejauh ini harus dijaga dari kelompok-kelompok yang ingin merenggutnya,” tegas Fahri Hamzah.
Reporter: Syafril Amir
Editor: Nandra F Piliang