Washington (HR)-Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tiba di Washington pada Minggu (1/3) dalam misi "historis" untuk menggagalkan perundingan nuklir antara Iran dengan Amerika Serikat dan sejumlah negara lain. Kunjungan Netanyahu tersebut, memicu kemarahan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan membuat hubungan bilateral kedua negara semakin memburuk. Obama marah karena Netanyahu setuju untuk berpidato di depan Kongres pada Selasa depan meski mengetahui bahwa acara tersebut direncanakan oleh politisi Partai Republik tanpa persetejuan dari presiden. Sejumlah anggota Kongres dari Partai Demokrat kemudian bereaksi dengan menyatakan akan tidak hadir dalam acara penyampaian pidato Netanyahu. Selain itu, pejabat eksekutif di Washington juga tidak akan menemui Netanyahu. Netanyahu sendiri memang dikenal sebagai pemimpin Israel yang memprioritaskan persoalan nuklir Iran dalam kebijakan politik luar negeri, karena menilai Tehran sebagai musuh utama di Timur Tengah. Dalam sejumlah kesempatan dia selalu menentang perundingan nuklir antara kelompok P5+1 dengan Iran. Dalam perundingan tersebut, Iran diharapkan akan menghentikan program nuklir yang diduga bertujuan untuk mengembangkan senjata atom sementara di sisi lain, sanksi-sanksi ekonomi akan dicabut. Israel khawatir bahwa Iran dan kelompok P5+1 akan mencapai kesepakatan yang melonggarkan sanksi ekonomi tanpa menerapkan pengawasan yang ketat untuk Iran demi memastikan dihentikannya program pengembangan senjata nuklir. "Saya akan terbang ke Washington dalam misi historis. Saya sangat khawatir akan keamanan warga Israel dan nasib negara ini beserta semua rakyatnya. Saya akan melakukan apa pun untuk menjamin masa depan Israel," kata Netanyahu. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry--yang meninggalkan Washington dalam waktu yang hampir bersamaan dengan kedatangan Netanyahu--menyatakan bahwa negaranya akan menghindari politisasi dari kunjungan kontroversial perdana menteri Israel. "Kami menyambut baik rencana pidato perdana menteri Israel di Amerika Serkat dan kami mempunyai hubungan dekat dengan Israel dalam hal keamanan," kata Kerry kepada stasiun televisi ABC. "Kami tidak ingin mengubah acara tersebut menjadi semacam pertunjukan politik." tambahnya. Pernyataan Kerry tersebut nampak jauh lebih lunak dibanding kata-kata keras yang disampaikan oleh kepala Penasihat Keamanan Nasional Susan Rice yang mengingatkan bahwa pidato Netanyahu akan "menjadi bahan yang merusak hubungan." Sementara itu sejumlah politisi di Kongres mengkritik Obama atas memburuknya hubungan Washington dengan Israel. "Saya heran kenapa Gedung Putih merasa terancam atas dukungan Kongres kepada Israel dan keinginan dari lembaga legislatif ini untuk mendengar apa yang ingin dikatakan oleh sekutu yang bisa dipercaya," kata Kepala Majelis Rendah John Boehner kepada stasiun televisi CBS. (ant/ivi)