RIAUMANDIRI.CO, CIAMIS - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengingatkan adanya upaya adu domba yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga diperlukan kesadaran untuk meluruskan reformasi selama 20 tahun ini, yang dinilainya belum selesai.
"Tidak terasa 20 tahun reformasi, tetapi kita masih diadu domba, dan celakannya kita suka diadu domba, padahal reformasi harusnya kita syukurin. Karena reformasi saya jadi Ketua MPR, dan Pak Jokowi yang seorang pengusaha mebel dan walikota bisa menjadi presiden," tegas Zulkifli saat melakukan sosialisasi Empat Pilar di Ciamis, Jawa Barat, Kamis (18/1/2018) petang.
Zulkifli menilai, saat ini terjadi dua kesengjangan, yakni kesenjangan sosial dan kesenjangan politik. Kesenjangan sosial dipicu oleh penguasaan ekonomi oleh segelitir orang yang mengusai 70 persen lebih kekayaan alam, sehingga menyebabkan jurang kemiskinan antara si kaya dan si miskin makin kasat mata.
Sementara kesenjangan politik adalah permasalahan perpecahan di partai politik, yang terakhir menimpa Partai Hanura. Lalu, 18 gubernur dan 300 bupati/walikota, banyak kepala daerah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta para ulama yang tidak dipercaya lagi.
"Akibatnya melahirkan sosial distrust, ketidakpercayaan rakyat terhadap para pemimpinnya. Rakyat lebih suka percaya media sosial, ketimbang pemimpinnya. Maka tak heran saling menghujat, menista dan menghalalkan segala cara. Inilah yang harus kita luruskan bersama-sama," katanya.
Reporter: Irawan Surya
Editor: Rico Mardianto