BENGKALIS (HR)- Kabupaten Bengkalis, terutama di kawasan Pulau Bengkalis peristiwa abrasi sudah menjadi isu umum. Sebab persoalan abrasi ini sudah terjadi di sejumlah titik di pantai sekeliling Pulau Bengkalis. Bahkan pantai yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka INI, tanah di pantai terus digerus gelombang laut di setiap harinya.
Persoalan abrasi ini menjadi serius, ketika banyak kalangan yang memperkirakan, dari Pulau Bengkalis terbagi menjadi 2 Kecamatan ini, yang luasnya hanya mencapai 11,481,77 KM persegi, dalam kurun waktu 100 tahun lagi akan punah tinggal nama saja. Keseriusan untuk menangkal terjadinya abrasi yang mengancam Pulau Bengkalis ini terlihat dari pihak Pemerintah Kabupaten Bengkalis mulai dari ungkapan Bupati Herliyan Saleh untuk segera mengatasinya, juga dari pihak DPRD Bengkalis dengan melakukan peninjauan di beberapa titik terjadinya abrasi di Pulau Bengkalis.
Bahkan, melalui Pemda Bengkalis telah berupaya meminta bantuan pada Pemerintah Pusat yang telah disampaikan Bupati Herliyan Saleh di setiap pertemuan dalam pembahasan persoalan abrasi yang terjadi di Kabupaten Bengkalis, walaupun hingga kini belum ada perhatian serius dari Pemerintah Pusat. Untuk menangkal abrasi ini, tetap akan terus digalakkan pihak Pemerintah Daerah Bengkalis dengan berbagai sosialisasi dari pihak SKPD terkait, seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) dan Badan Lingkungan Hidup (BLH), sebab abrasi di Pulau Bengkalis ini diperkirakan sejak tahun 1960 tahun lalu mulai terjadi.
"Selain lakukan sosialisasi, kita juga setiap tahun merekrut kelompok yang dibentuk desa untuk ?membudidayakan tanaman mangrove tahun 2014 lalu. Kita telah merekrut 6 kelompok yang ada di Kecamatan Bengkalis dan Bantan dan di tahun 2015 ini, kita juga merekrut 6 kelompok lagi, " beber Kepala BLH Bengkalis, Arman AA, pekan lalu. Mantan Kadishubkominfo Bengkalis ini berharap, dengan merekrut kelompok budidaya hutan mangrove, agar masyarakat mau sadar pentingnya menjaga lingkungan hidup dari kepunahan akibat kurangnya pengetahuan atau akibat dari kecerobohan mereka dengan melakukan penebangan liar hutan mangrove, tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya.
"Ini bentuk upaya kita dari Pemda Bengkalis untuk menetralisir terjadinya abrasi yang telah mengancam keberadaan Pulau Bengkalis dan dari BLH, pengembangan hutan mangrove menjadi program prioritas di tahun 2015 ini," ungkapnya.(man)