PANGKALANKERINCI (HR)-Sudah beberapa hari ini masyarakat Sungai Ara, Kecamatan Pelalawan, kehilangan mata pencariannya. Pasalnya, satu-satunya Sungai Kampar yang menjadi mata pencarian mereka kini terkena limbah. Akibatnya, dalam beberapa hari ini ribuan ekor mati mengapung di sungai. Bahkan, ikan-ikan yang masuk dalam kerambah miliki warga pun kedapatan mati.
"Semejak hari Rabu (10/12) lalu, banyak ikan yang mengapung di tengah Sungai Ara. Kalau dihitung-ditung, warga sudah mendapatkan ratusan kilogram ikan yang mengapung di sungai," terang Kepala Desa Sungai Ara Jepri dihubungi awak media melalui telepon genggamnya, Jumat (12/12).
Masyarakat yang kebanyakan bermata pencarian sebagai penangkap ikan atau nelayan merasa dirugikan dengan kondisi ini. Pasalnya, ikan-ikan yang mati itu diduga kuat akibat limbah dari perusahaan.
"Tapi kalau perusahaannya sendiri, saya tak tahu, Pak. Tapi yang jelas banyaknya ikan yang mati ini akibat limbah dan ini jelas merugikan masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan," katanya.
Matinya ikan-ikan yang diduga kuat akibat limbah itu, merupakan yang pertama kali terjadi di desa mereka. Jelas hal ini menimbulkan keganjilan bagi masyarakat, karena tak biasanya peristiwa ini terjadi di Sungai Ara.
"Jadi ikan-ikan itu seperti mati, Pak, tapi saat kami tangkap ternyata masih hidup. Tapi banyak juga ikan yang kami temukan sudah mati di sungai," katanya.
Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup Pelalawan Syamsul Anwar saat dikonfirmasikan mengatakan, pihaknya sudah mengetahui hal itu. Bahkan bersama Dinas Peternakan sudah turun ke lokasi untuk mengambil sampelnya.
"Kami sudah turun ke lokasi bersama Dinas Peternakan. Kalau Disnak mengambil sampel ikan yang matinya, sedangkan kami mengambil sampel airnya untuk diuji di laboratorium," ujarnya.
Ditanya soal kematian ratusan ikan itu akibat limbah perusahaan, Syamsul tak mau menjawab hal itu. Menurutnya, pihaknya baru dapat kepastian soal kematian ikan-ikan tersebut jika hasil uji sampel air yang diambil itu sudah diketahui hasilnya. Pasalnya, uji sampel air yang berasal dari Sungai Ara itu dibawa ke Pekanbaru.
"Paling tidak, butuh waktu seminggu untuk kita ketahui hasilnya. Nanti, hasilnya akan kita sinergikan dengan hasil dari Dinas Perikanan yang mengambil sampel ikannya. Dari situ, baru kita ketahui apakah ikan-ikan itu mati karena limbah perusahaan atau karena apa," ungkapnya.
Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia saat dimintai komentarnya soal ini menginginkan ketegasan dari Pemkab Pelalawan dalam hal ini instansi yang berwenang yakni BLH Pelalawan dan Dinas Perikanan. Artinya, jika limbah ini ternyata berasal dari perusahaan maka BLH dan Disnak harus bisa tegas pada perusahaan tersebut.
"Jangan seperti yang sudah-sudah, jika ada persoalan seperti ini tak pernah tuntas menyelesaikannnya. Jadi saya harapkan, Pemkab Pelalawan dalam hal ini BLH dan Disnak harus terbuka dan transparan penyebab kematian ikan-ikan di Sungai Ara. Apalagi selama ini kita tahu bahwa Sungai Ara merupakan mata pencaharian bagi amsyarakat, kasihan jika sumber hidup masyarakat malah diracuni limbah dari perusahaan yang tak tanggungjawab," tutupnya.(rtc/mel)