RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat menyambut positif sikap 128 negara yang telah menolak proposal Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait keputusannya yang menyatakan bahwa Yerusamel sebagai Ibu kota Israel dalam sidang PBB.
"Indonesia harus menyambut kemenangan resolusi PBB tersebut," kata Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Jumat (22/12/2017), menanggapi hasil sidang darurat Majelis Umum PBB terkait keputusan Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu kota Israel.
Dikatakan Fahri, penolakan kebijakan Trump tersebut adalah momentum untuk mengonsolidasikan blok baru di dunia internasional yang lebih adil serta mengembalikan kesadaran dunia tentang ketidakadilan global yang terus menerus dipelihara terhadap masyarakat Palestina.
"Di tingkat itu, Indonesia sebetulnya kalau berani harus mengambil inisiatif untuk melakukan perubahan pada komposisi pemain-pemain global termasuk dalam Dewan Keamanan PBB," ujarnya.
Apalagi, lanjut politisi dari PKS itu, tidak ada halangan sama sekali bagi Indonesia untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB karena Indonesia mewakili kelompok yang belum terwakili di DK PBB.
"Negara-negara besar di Dewan Keamanan PBB itu tidak ada yang berlatar Islam. Sementara Indonesia, Turki, dan Saudi harusnya mengambil inisiatif untuk masuk supaya tatanan dunia ini bisa lebih adil, terutama karena ada ketidakadilan global kepada umat Islam," tambah Fahri.
Sebab, menurut dia, ketidakadilan kepada Palestina dan Al Aqsa, tidak bisa dianggap sebagai murni persoalan kebangsaan, tapi juga ada soal agama. Karena di dalam Palestina itu ada warisan agama yang dirampas secara sepihak, teraniaya terus menerus.
"Jadi Indonesia harus lebih berani, harus punya proposal lebih konkret. Kenapa kalau dulu Sukarno (Presiden RI pertama), berani dengan lantang menantang dunia? Sementara kita sekarang tidak berani? Bukankah sekarang juga yang berkuasa adalah orang yang mengaku dekat dengan ide dan cita-cita Bung Karno," tandasnya.
Reporter: Syafril Amir
Editor: Rico Mardianto