RENGAT (HR)–Tak berfungsi dan rusaknya pintu air saluran irigasi Desa Sungai Beringin, Kecamatan Rengat, yang berdampak terhadap banjir dan menurunnya hasil pertanian masyarakat setempat, diminta pada masyarakat maupun pihak desa segera mengajukan dan mengusulkan pembangunan pintu air tersebut.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Inhu Aswardi, Jumat (27/2). Lebih jelas dikatakan, saat ini Pemkab melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sedang melaksanakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan, masyarakat melalui kepala desa masing-masing dapat menyampaikan usulan semua bentuk program fisik maupun non fisik dalam Musrenbang tersebut.
Begitu juga masalah pintu air yang rusak atau tak berfungsi sejak beberapa tahun lalu, masyarakat melalui Kepala Desa Sungai Beringin, bisa mengajukan langsung perbaikan atau pembangunan baru pintu air saluran irigasi tersebut dalam Musrenbang kecamatan.
Diungkapkan, saat ini Pemkab dan tim Dinas PU memberlakukan sistem jemput bola, artinya, saat Musrenbang kecamatan maupun kabupaten, Dinas PU selalu hadir menampung semua aspirasi masyarakat melalui kepala desa. Aspirasi itu dievaluasi lagi secara teknis dan anggaran, kemudian dilaksanakan.
Sebagaimana diketahui, masyarakat petani dan kelompok tani Rambai Jaya mengeluh, sebab lebih kurang 20 hektare lokasi lahan cetak sawah program bantuan sosial Pemkab Inhu di Desa Sungai Beringin terendam banjir, selain lokasi cetak sawah, sekitar 30 hektare lahan persawahan milik masyarakat terendam banjir luapan sungai Indragiri melalui saluran irigasi karena rusak.
“Jika pintu air berfungsi dengan baik, mungkin luapan air sungai Indragiri bisa dieleminir dan tidak merendam lahan cetak sawah,” kata Sekretaris Kelompok Tani Rambai Jaya Said Sulaiman, selaku pelaksana program cetak sawah, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, mantan Kepala Desa Sungai Beringin Imran Rio, membenarkan rusaknya pintu air tersebut. Pihaknya sering melaporkan masalah ini kepada Pemkab melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan meminta mengalokasikan anggaran guna perbaikan. “Sejak 3 tahun belakangan, saya rutin menyampaikan dan melaporkan kerusakan pintu air di Desa Sungai Beringin, namun sampai sekarang belum ada perbaikan dari dinas dan instansi terkait,” keluhnya. (rez)