SENDANU DARUL IKSAN (HR)- Kecamatan Tebingtinggi Timur, salah satu kecamatan yang terbungsu dan terjauh dari ibukota kabupaten. Kecamatan ini juga selama ini menjadi kecamatan yang terbelakang bidang pembangunan infrastrukturnya.
Hanya saja kebijakan pemerintah kabupaten tahun 2011 lalu berhasil memekarkannya menjadi sebuah kecamatan defenitif,”ungkap Syahrudin warga Desa Sendanu Darul Ikhsan, kepada Haluan Riau lewat ponselnya Jumat kemarin.
Kalau sebelumnya Tebingtingi Timur baru dimekarkan hanya memiliki 7 desa. Dan setelah menjadi kecamatan oleh pemerintah kecamatan tersebut berusaha kuat memekarkan desa yang layak dimekarkan sehingga dari 7 desa bisa dimekarkan menjadi 10 desa.
Kecamatan Tebingtinggi Timur yang terdiri dari 10 desa itu saat ini telah banyak mengalami kemajuan. Tentu saja pemerataan pembangunan akan semakin terlaksana seiring dengan program pemerintah kabupaten yang mengejar ketertinggalan itu.
Apalagi kami sangat berbangga hati, bahwa desa kecil yang sebelumnya tidak pernah tersebut di nusantara ini, ternyata mampu menjadi sebuah desa atau sebuah kecamatan yang dikunjungi Presiden RI Joko Widodo,”ungkap Udin bangga.
Camat Tebingtinggi Timur, Helfandi di waktu terpisah kepada Haluan Riau Jumat kemarin mengatakan, cukup baik perubahan yang ada di kecamatan tersebut, sejak kecamatan yang paling timur di Meranti itu mekar.
Dimekarkan tahun 2011 lalu, dan setahun kemudian yakni pada tahun 2012 dari 7 desa sebelumnya kita berhasil mekarkan menjadi 10 desa. Pemekaran ini berdampak positif terhadap masa depan desa maupun masa depan kecamatan,”katanya.
Adapun 3 desa yang dimekarkan itu lanjut Camat, yakni Desa Sungai Tahor Barat yang mekar dari Sungai Tohor selaku ibukota kecamatan. Dan Desa Sendanu Darul Ikhsan, dimerkarkan dari Desa Nipah Sendanu serta Desa Batin Suir dimekarkan dari Desa Lukun. "Ke tiga desa baru mekar itu juga telah memiliki kantor desanya, masing-masing," ungkap Helfandi, Camat muda yang energik itu.
Disebutkannnya, pemekaran desa itu amat juga bermanfaat untuk memperpendek rentang kendali birokrasi pemerintahan.
Sangat dirasakan manfaat adanya pemekaran tersebut. Salah satunya masing-masing desa telah memiliki anggaran desa yang akan mengelola dana pembangunan di desa masing-masing. Kalau sebelum mekar, tentunya hanya kue pembangunan itu hanya berharap bagian dari desa induk saja.
Kita yakin kemajuan desa-desa yang ada akan semakin pesat, sebab seluruh program pembangunan yang akan dilaksanakan bersentuhan langsung dengan kepentingan rakyat banyak.
"Saat ini juga di desa pemekaran itu juga telah tersedia listrik desa dari program listrik desa yang dicanangkan pemerintah kabupaten setiap tahunnya itu,” imbuh Helfandi.(jos)