Keberadaan gepeng di Kota Bagansiapiapi mulai meresahkan warga. Kian hari jumlah para gepeng yang beroperasi di ibu kota kabupaten itu kian bertambah banyak, apalagi selama ini Dinas Sosial Rohil tak pernah melakukan penertiban.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Rohil, Satria mengaku pihaknya selama ini tak pernah melakukan penertiban terhadap gelandangan dan pengemis (gepeng). Saat ditanya mengapa penertiban tak pernah dilakukan, Satria dengan nada enteng menyebut pihaknya takut kerepotan karena tak ada tempat penampungan bagi para gepeng tersebut jika dilakukan penertiban.
"Kami memang tak pernah mentertibkan, karena tak ada tempat penampungan, nanti repot," ujar Satria belum lama ini.
Sikap Dinas Sosial ini tentu disayangkan. Apalagi jumlah gepeng di Bagansiapiapi terus bertambah setiap tahunnya.
Bermacam-macam modus yang digunakan, mulai jadi pengemis hingga berdalih membawa proposal bantuan.
"Kebanyakan pengemis itu berasal dari luar daerah. Bahkan ada juga yang nginapnya di salah satu wisma di Bagansiapiapi Kita lihat kebanyakan berasal dari Sumut," kata Satria lagi.
Meskipun sadar akan adanya para gepeng, namun Dinsos dan Satpol PP tak bisa berbuat banyak, seperti di kota lainnya.
"Memang banyak keluhan dari warga tentang banyaknya gepeng yang meminta uang di sejumlah pusat perbelanjaan. Namun Dinsos saat ini belum bisa untuk menertibkannya. Apabila sudah berdiri rumah persinggahan di Rohil, kami berjanji akan menertibkan gepeng yang ada," ungkapnya.
Terpisah, Rosma, warga Baganjawa, menyebutkan sejumlah gepeng yang meresahkan itu sudah merajalela, bahkan tak segan-segan merambah ke rumah warga yang diperkirakan kurang pengamanan sehingga, sempat diduga gepeng adalah bagian dari para maling yang berpura-pura.
"Gawat, kalau yang ibu-ibu ngemis itu, banyak yang ngeluh, kemarin juga dia ke rumah saya, minta-minta, awalnya pernah sekali kemarin saya kasih, tapi setelah hari berikutnya dia datang lagi saya sedang tidur, masuk dia ke rumah saya habis HP sama kain saya hilang," terang Rosma.
Tambahnya, sejumlah gepeng yang biasanya diduga hanya berpura-pura itu biasanya mereka dua orang, saat meminta di rumah warga, yang satunya lagi seperti berjaga-jagan di simpang jalan. Namun jika warga lengah tak ayal lagi barang pun dijarah. "Kita minta kepada aparatlah untuk diamankan, kami nak melampor pas pulak tak ada bukti, banyak dah yang jadi korban," pungkasnya.***